Prastudi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Selesai Desember

Kereta cepat (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maryadi

VIVA.co.id – Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) sebagai pihak yang mengkaji proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya menyatakan prastudi kelayakan kereta akan selesai pada akhir tahun ini atau Desember 2017.

Proyek KA Cepat Whoosh Bengkak Rp 18 Triliun, Pemerintah Masih Nego Bunga Utang

Meski ditarget Desember, Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengatakan, pekan depan hasil ringkasan kajian proyek tersebut dapat selesai, dan setidaknya memiliki sedikit gambaran.

"Prastudi kelayakan baru selesai Desember. Tapi paling tidak, minggu depan kami usahakan secara ringkas itu sudah bisa diambil kesimpulan," kata Unggul di kantornya, Jakarta, Kamis 3 Agustus 2017.

Ini Alasan Indonesia Pilih China dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Dia mengatakan, saat ini ada dua opsi yang akan dipertimbangkan, yaitu memanfaatkan jalur kereta yang ada di Pulau Jawa, atau membangun jalur kereta yang baru khusus untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya itu.

"Nah, kalau bangun yang baru, biayanya lebih mahal tapi dia bisa memikirkan untuk masa depan. Karena kan kereta api nanti akan semakin padat, dan dia tidak akan terganggu dengan kereta api-kereta api lambat, yang seperti sekarang ini," ujar dia.

DPR dan Menkeu Sepakat Proyek Kereta Cepat Disuntik Modal Rp4,3 T

Sementara itu, jika menggunakan jalur yang sudah ada, kini pihaknya akan mencari solusi agar kecepatan kereta itu bisa ditempuh rata-rata 160 kilometer per jam, agar kereta baru Jakarta-Surabaya ini tidak mengganggu lalu lintas kereta yang lain.

"Karena terlalu banyak stasiun kecil yang juga bisa mengganggu. Walaupun tidak berhenti, tapi biasanya memperlambat kalau ada stasiun," kata dia.

Dia menambahkan, kereta cepat Jakarta-Surabaya ini memang perlu dibangun, mengingat bahwa potensi penumpang kereta yang masih besar. Ia pun membandingkan, penumpang pesawat terbang Jakarta-Surabaya pulang pergi, rata-rata mencapai 10 juta penumpang per tahunnya. Sementara itu, yang menggunakan kereta api hanya sekitar ratusan ribu.

"Ini kami kaji supaya bisa mengurangi beban kendaraan di jalan raya juga. Kami pertimbangkan antara biaya, sama idealnya seperti apa. Termasuk teknologinya juga," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya