- VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut data perekonomian Indonesia belum diekspose dengan baik. Ada beberapa bagian data ekonomi yang masih belum masuk dalam pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).
Padahal menurut Darmin, data ekonomi itu seharusnya dimasukkan dalam komponen laporan ekonomi.
"Barangkali memang ada data yang kurang dikumpulkan sehingga ada bagian ekonomi kita yang kurang terekspos dari data," kata Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.
Menurut Darmin, berbagai pihak bisa memberikan masukan kepada BPS sebagai otoritas statistik Indonesia agar data pengukuran kinerja ekonomi Indonesia bisa lebih baik.
"Jadi persisnya apa yang terjadi, apalagi karena rekan BPS ada di sini, tentu akan muncul usulan atau pemikiran, data apa saja yang belum memadai," tutur dia.
Kekurangan data ini diklaim Darmin menjadi alasan mengapa laporan pertumbuhan ekonomi RI disebut-sebut tidak sesuai dengan faktanya di lapangan. Seperti, menurunnya konsumsi masyarakat di tengah laju perekonomian RI yang tumbuh baik saat ini.
"Boleh jadi belum tertangkap beberapa fenomena dan kegiatan konsumsi seperti rekreasi dan sebagainya," tutur dia.
Namun demikian, hingga akhir tahun Darmin mengaku masih optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh di angka 5,2 persen. Karena ekonomi dapat menjadi lebih tinggi pada semester II 2017 ketimbang Semester I 2017.
"Sebetulnya semester II itu umumnya kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada semester I. Jadi apakan realistis (5,4 persen di Semester II)? Ya kenapa tidak. Bisa saja bergeraknya itu tidak langsung 5,4 dan 5,4 persen, tapi ya sedikit lebih rendah lalu jauh lebih tinggi," ujar dia.