WIEF: Ekonomi Digital ASEAN Bisa Tumbuh Sampai US$1 Triliun

World Islamic Economic Forum (WIEF)
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) menyatakan komitmennya mendorong perekonomian masa depan dalam menghadapi revolusi industri keempat. Transformasi digital ekonomi yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat, dapat menjadi potensi besar meningkatkan perekonomian suatu negara.

Pemerintah Kantongi Rp 22,179 Triliun dari Pajak Digital

Ketua Yayasan WIEF Tun Musa Hitam mengungkapkan, aktivitas ekonomi digital di negara-negara kawasan saat ini telah menghasilkan pendapatan sekitar US$150 miliar per tahun. Bahkan, masih ada potensi bagi ekonomi digital untuk terus tumbuh hingga US$1 triliun pada produk domestik bruto 2025.

“Keduanya harus saling melengkapi untuk menciptakan kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan, seiring dengan kemajuan ekonomi,” kata Musa, Jakarta, Kamis 5 Oktober 2017.

9 Startup Terbaik akan Digembleng 90 Hari

WIEF, kata Musa, pun menyediakan platform bagi negara-negara ASEAN untuk mengeksplorasi ekonomi hijau, dalam rangka menggeliatkan kembali ekonomi regional dan kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan instrumen penting dalam diplomasi multilateral di antara negara maju dan ekonomi.

“Penting untuk memastikan pembangunan berkelanjutan tidak ditinggalkan. Apalagi, ASEAN secara gabungan memiliki produk domestik bruto sebesar US$2,4 triliun. Dan merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India,” jelasnya.

Airlangga Sebut Ekonomi Digital ASEAN 2030 Bakal Capai US$2 Triliun, 40 Persennya Ada di Indonesia

Selain dari sisi ekonomi digital, emisi penggunaan energi dari negara-negara kawasan pun saat ini tercatat menyumbangkan empat persen gas rumah kaca dalam skala global. Hal ini pun sejalan dengan komitmen negara dalam mengurangi emisi rumah kaca paling sedikit 50 persen sampai tahun 2030.

“Jika kita mengambil contoh Indonesia, maka sektor ekonomi akan menjadi momok bagi upaya pengembangan berbagai program pembangunan hijau di berbagai sektor, sebagai bagian dari rencana pembangunan untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen pada 2020,” ujarnya.

Sebagai informasi, WIEF ke-13 akan dihelat di Kuching, Sarawak, Malaysia pada tanggal 21 - 23 November mendatang. Perhelatan tersebut, akan terfokus pada dampak dan tantangan perubahan, membuka komunikasi antar negara, mendorong agenda bisnis, dan membawa dampak nyata bagi masyarakat di seluruh dunia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya