Indonesia Bisa Untung Besar dari Industri Jasa Kapal Pesiar

Pemandangan gedung- gedung di Singapura dari geladak kapal pesiar Mariner of the Seas.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang

VIVA.co.id – Sebagai negara kepulauan, Indonesia diyakini bisa menangguk pemasukan yang besar dari sektor wisata maritim. Namun, ada beberapa hal yang perlu dibenahi, salah satunya kapasitas pelabuhan.

Turis RI Nikmati Alunan Jazz Pertama Dunia di Tengah Lautan

Menariknya, optimisme itu dilontarkan oleh negara tetangga, Singapura. Sebagai negara yang tengah mengembangkan industri jasa wisata kapal pesiar skala besar, Singapura yakin sektor ini punya prospek cerah. Apalagi dari tahun ke tahun, makin banyak turis yang menggunakan kapal pesiar untuk berlibur.

“Wisata dengan kapal pesiar ini membawa keuntungan ekonomi yang signifikan bagi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Annie Chang, Direktur Jasa Kapal Pesiar dari Grup Kebijakan dan Perencanaan Badan Pariwisata Singapura (STB) dalam diskusi dengan delegasi jurnalis dari Indonesia beberapa waktu lalu.

Sensasi Menelusuri Sungai-sungai Megah Eropa dengan Kapal Pesiar

STB pun sudah punya deretan angka yang menunjukkan bahwa bisnis jasa kapal pesiar bisa membawa dampak ekonomi bagi Indonesia.

“Bagi Indonesia, berdasarkan data pada 2014, wisata kapal pesiar sudah menghasilkan Direct Expenditure sebesar US$37 juta, output-nya sebesar US$78 juta. Selain itu mempekerjakan sedikitnya 16.000 orang Indonesia,” kata Chang.

Selain Lebih Hemat, Ini Kelebihan Berpesiar Dibanding Traveling Darat

Di kapal pesiar Royal Caribbean yang berbasis di Singapura, sudah 8.000 WNI yang bekerja di sana. Selain itu, mulai tahun 2017-2018, sedikitnya 1.000 WNI setiap tahun akan menjalani pelatihan di kapal tersebut atas hasil kerja sama Oceanic Group dan Politeknik Pariwisata Batam. “Kami yakin, jumlah warga Indonesia yang bekerja di sektor kapal pesiar ini akan lebih banyak lagi,” lanjut Chang.

Selain itu, wisata kapal pesiar skala besar - yang membawa ribuan penumpang -  juga mendatangkan keuntungan secara kualitatif bagi negara yang disinggahinya. Salah satunya, memperkenalkan obyek wisata di komunitas-komunitas lokal.

“Otomatis, ini juga akan membuka lapangan kerja baru di tempat-tempat yang disinggahi kapal pesiar. Pada akhirnya juga akan menarik investasi, pembangunan, dan kolaborasi lokal di tempat-tempat tersebut,” kata Chang.

Maka Singapura berharap Indonesia bisa kian serius menggarap serta memperbarui sarana maupun prasarana pendukung. Misalnya, meningkatkan kapasitas pelabuhan-pelabuhan dekat tempat wisata favorit sehingga bisa disinggahi kapal pesiar skala besar.

 “Kami berharap pelabuhan-pelabuhan seperti di Semarang, Bali, dan Lombok bisa segera ditingkatkan sarana dan prasarananya. Tiga tempat itu menjadi tujuan favorit para penumpang kami saat ini,” kata Chin Ying Duan, Manajer Komunikasi Korporat Kapal Pesiar Royal Caribean International.   
   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya