72 Persen Kebutuhan Sarang Walet China Disuplai Indonesia

Ekspor sarang burung walet.
Sumber :
  • Sherly/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Badan Karantina Pertanian melepas 464.5 kilogram sarang walet senilai Rp13 miIiar milik PT Tong Heng Investment Indonesia, untuk diekspor ke Tiongkok, China. Ratusan kilogram sarang walet tersebut, nantinya akan digunakan sebagai bahan obat-obatan di negeri tirai bambu tersebut.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Mulyanto mengatakan, perusahaan tersebut merupakan salah satu yang mampu merebut pasar sarang walet di Tiongkok.

"Dari sejumlah negara yang memang melakukan ekspor sarang walet seperti Malaysia, Brasil, Taiwan, dan Australia. Indonesia merupakan pengekspor terbesar dengan 72,31 persen kebutuhan sarang walet Tiongkok diimpor dari kita," terangnya, saat melakukan pelepasan di Terminal Kargo Gapura Internasional, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat  6 Oktober 2017. 

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Seperti diketahui, sarang walet di Indonesia berada pada daerah Jawa dan Sumatera. Kualitas yang dihasilkan pun sangat baik, dengan wilayah yang banyak hutan serta pantai.

"Kualitas sarang walet kita baik dan tentunya diharapkan ekspor sarang walet ini tiap tahunnya mengalami peningkatan," ujarnya.

RI Dorong ASEAN 'Tinggalkan' Dolar AS, Ini Keuntungannya

Namun, sejauh ini baru delapan perusahaan di Indonesia yang berhasil melakukan ekspor sarang walet ke negeri Panda. Hal tersebut, lantaran sulitnya menembus pasar China.

"Memang ada kesulitan dalam ekspor ke negeri sana, karena persyaratannya seperti, rumah walet harus teregistrasi oleh BKP. Lalu, proses tempatnya kita harus standar Internasional. Kemudian juga, kandungan asam nitrit enggak boleh lebih dari standar tertentu," tuturnya. (asp)

Ilustrasi ekspor impor.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Bank Indonesia (BI) menilai surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 akan menopang ketahanan eksternal perekonomian RI ke depan.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024