Ingin Bersaing di Dunia, IPO BUMN Pelabuhan Jadi Pilihan

Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta baru dipasangi satu unit alat pendeteksi nuklir RPM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Di tengah ramainya holdingisasi anak perusahaan BUMN, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), selaku anak perusahaan dari PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan menjual sebagian sahamnya ke publik melalui Initial Public Offering (IPO).

BEI Targetkan 30 Pencatatan Efek Baru pada 2021

Dirut PT KBS, Tonno Sapoetro menceritakan kalau pelabuhan berpelat merah itu memiliki nilai aset sebesar Rp2,5 triliun dengan tujuh dermaga dan 17 slot tempat sandar kapal yang berada di atas lahan seluas 98 hektare.

"Pra IPO bulan Oktober selesai, pelaksanaan secepatnya. Kita sudah siap ini. Tapi berapa nilai nya tergantung pemegang saham," kata Tonno Sapoetro, Kamis 19 Oktober 2017.

Dahlan Iskan Tegaskan Usul Ahok soal Superholding BUMN Belum Mendesak

PT KBS selain melakukan bongkar muat material juga menjadi pelabuhan untuk pengiriman ekspor impor besi baja dari PT KS selaku perusahaan induk dan juga PT Krakatau-Posco yang merupakan perusahaan patungan antara BUMN Indonesia dengan Korea Selatan.

Dia pun mengajak para perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan untuk tidak lagi bersaing di dalam negeri. Namun harus sudah melakukan persaingan sehat dengan pelabuhan luar negeri.

Ahok Usul Kementerian BUMN Bubar, Arya Sinulingga: Itu Sudah Ide Lama

"Persaingan kita itu bukan lokal, tapi mancanegara. Jadi kita harus saling win-win. Kita juga punya sistem Pocis, Port Cigading Informasi Sistem," jelasnya.

PT KBS sebagai anak perusahaan plat merah mengaku telah mendapatkan izin konsesi selama 75 tahun sejak 14 november 2016 untuk juga melayani pelabuhan curah kering dan basah. "Sebagai pelabuhan umum, artinya sudah Badan Usaha Pelabuhan (BUP)," ujarnya.

Gedung PT Hutama Karya

Cari Dana Segar, HK Infrastruktur Melantai di Bursa Akhir 2021

Melantainya HK Infrastruktur di Bursa Efek pada tahun ini diperkirakan dapat menghasilkan dana segar hingga sebesar Rp2 triliun.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2021