- Setkab.go.id
VIVA – Pembentukan Holding BUMN Tambang sejalan dengan rencana pemerintah mengambil alih saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen. Aset BUMN Tambang pun diperkirakan meningkat mencapai Rp200 triliun, setelah berhasil melaksanakan proses akuisisi saham PT Freeport Indonesia.
PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan menjadi induk perusahaan BUMN Tambang, sementara PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk, akan menjadi anak perusahaan, atau anggota holding.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, saham PT Freeport Indonesia yang sebesar 9,36 persen akan otomatis diinbrengkan ke Holding BUMN Tambang setelah terbentuk.
Sedangkan untuk sisa 41,64 persen saham, lanjut dia, akan dilakukan pelaksanaan divestasi jika proses negosiasi antara Freeport dan Pemerintah Indonesia telah selesai.
"Kita sudah punya 9,36 persen dan itu akan diinbreng ke Inalum. Kalau (divestasi) Freeport sudah 51 persen itu nanti tergantung negosiasi, ya (aset) sekitar Rp200 triliun (aset holding)," kata Arie di kantor Kementerian BUMN, Jumat 24 November 2017.
Ia juga menjelaskan, perlakuan negara akan Holding BUMN Tambang tidak akan berubah. Begitu pun dengan peran DPR RI yang masih bisa melakukan hubungan dan komunikasi sebagaimana sebelum pembentukan holding.
Pemerintah pun, sambung dia tetap memiliki saham seri A, atau Dwi Warna terhadap Holding BUMN Tambang. Di mana, memiliki kewenangan penuh mulai dari penunjukan komisaris dan direksi, serta perubahan anggaran dasar.
"Saham Seri A mengendalikan empat hal, pertama adalah mengenai penunjukkan komisaris, atau direksi kedua perubahan struktur permodalan, ketiga perubahan anggaran dasar dan keempat adalah divestasi," ujar dia.
