Menakar Dampak 'Shutdown' AS Terhadap Ekonomi Indonesia

Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di Gedung Putih, Washington DC.
Sumber :
  • Reuters/Carlos Barria

VIVA – Istitute for Development of Economics and Finance atau Indef menyatakan, shutdown atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat diprediksi berlangsung dari minggu ke empat Januari hingga minggu kedua Februari 2018.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Bagi Indonesia, dampak terjadinya shutdown secara temporer sangat minim ke nilai tukar rupiah namun jika terus berlanjut bakal menguntungkan bagi nilai tukar rupiah.

Peneliti Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, proyeksi rupiah masih berada dalam rentang yang terkendali di kisaran Rp13.350-Rp13.400 ketika terjadi shutdown. Sebab pada masa shutdown, dolar AS cenderung melemah.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

"Terjadinya shutdown menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu, dalam posisi ini justru rupiah akan diuntungkan," kata Bhima dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA, Sabtu 20 Januari 2018.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun disebutnya masih akan tetap positif di kisaran angka 6.490-6.500 yang didorong oleh sentimen investor dalam negeri terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

Bhima menuturkan, peristiwa shutdown di AS pernah terjadi tahun 1995-1996 dan tahun 2013. Saat itu kurs rupiah hampir tidak terpengaruh oleh shutdown di AS lantaran sifatnya lebih temporer atau jangka pendek yang kira-kira berlangsung dalam waktu dua minggu.

"Dalam konteks persiapan menghadapi rencana shutdown saat ini, cadangan devisa Indonesia masih cukup untuk stabilisasi kurs. Angka terakhir bulan Desember 2017 cadangan devisa berada di posisi 130 miliar dolar," ujar dia.

Sebagai informasi, shutdown sendiri merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden dan kongres dalam penyusunan anggaran negara khususnya terkait pembiayaan.

Adapun Departemen yang akan terkena efek penutupan sementara setidaknya adalah Departemen Perdagangan, National Aeronautics and Space Administration (NASA), Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Perumahan dan Departemen Energi.

Kinerja Perdagangan RI ke AS Bakal Terganggu

Ditambahkannya, secara spesifik jika shutdown berlangsung lama, kinerja perdagangan Indonesia ke Amerika berpotensi terganggu, sehingga ekspor Indonesia sepanjang 2018 berpotensi menurun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2017, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 11,2 persen dari total ekspor atau senilai US$17,1 miliar.

"Pemerintah harus mempersiapkan mitigasi risiko salah satunya dengan memperluas pasar ekspor ke negara alternatif sehingga ketergantungan terhadap AS berkurang," jelasnya.

Sementara itu, dari sisi investasi langsung sepanjang Januari-September 2017 berdasarkan data BPKM, realisasi investasi AS di Indonesia berada di peringkat ke empat yakni sebesar US$1,53 miliar atau naik US$1,1 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Bhima, tren positif investasi AS pada 2018 bisa terkoreksi akibat terjadinya shutdown, ditambah adanya reformasi kebijakan AS mulai berlaku efektif.

Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, Pemerintah perlu terus melanjutkan reformasi investasi khususnya percepatan perizinan, deregulasi dan evaluasi insentif fiskal.

"Harapannya efek negatif investasi AS yang berkurang bisa di off-set oleh kenaikan investasi dari negara lainnya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya