Kasus Pelecehan Seksual di Oxfam Lanjut, Pelaku Ancam Saksi

Oxfam
Sumber :
  • REUTERS/Andres Martinez Casares

VIVA – Lembaga global yang bergerak di bidang kemanusiaan, Oxfam, masih terbelit kasus skandal seksual yang dilakukan oleh para pekerjanya. Kali berlanjut dengan diungkapnya tiga terduga pelaku skandal seksual yang disebutkan mengancam saksi selama investigasi kasus mereka pada tahun 2011.

Pegang Pantat Wanita, Pria di Aceh Langsung Ditangkap Suami Korban

Dikutip dari laman BBC, Oxfam telah merilis laporan penyelidikan kasus pelecehan seksual terhadap korban gempa di Haiti. Di dalamnya disebutkan bahwa tiga orang terduga pelaku mengancam saksi. Meski dalam laporan tersebut tidak disebutkan nama-nama pelaku.

Oxfam sebelumnya sudah berjanji akan mengusut kasus yang mengerikan itu. Diketahui bahwa pekerja dan staf Oxfam yang bertugas memberikan bantuan ke korban gempa Haiti malah melakukan transaksi seks dengan harga murah kepada korban gempa.

Bukti Rekaman Terungkap, Pelecehahan Seksual Kris Wu Hanya Tipuan?

Tak hanya di Haiti, beberapa tahun lalu yang kasusnya masih berjalan, Direktur Oxfam Asia baru-baru ini juga mengakui bahwa laporan pelecehan seksual oleh pekerjanya juga dilaporkan terjadi di beberapa negara di Asia.

Oxfam merupakan lembaga nirlaba dengan reputasi dunia yang bergerak di bidang kemanusiaan dan lingkup kerjanya global. Badan ini memiliki hampir 10 ribu staf yang bekerja di lebih dari 90 negara.

Tersandung Kasus Pelecehan Seks, Pangeran Andrew Pilih Jalan Damai

Oxfam sebelumnya juga sudah merespons kasus ini dan menyatakan bahwa pihaknya akan transparan dalam melakukan penyelidikan. Pula akan memberi laporan lebih lengkap dengan nama-nama pelaku di dalamnya dalam versi laporan yang akan diberikan kepada pemerintah Haiti. (one)

Pihak Diteskrimum Polda Sumatera Selatan ungkap pencabulan oleh guru mengaji

Guru Ngaji di Palembang Cabuli Murid-muridnya Saat Praktik Wudhu

Perbuatan pelecehan seksual dilakukan guru ngaji MF terhadap tiga muridnya berjenis kelamin perempuan, SJ (7), HS (7) dan SH (9). Korban mengadu kepada orangtuanya.

img_title
VIVA.co.id
11 Maret 2022