AS, Inggris-Prancis Serang Fasilitas Senjata Kimia Suriah

Presiden AS Donald Trump
Sumber :
  • REUTERS/Rick Wilking

VIVA – Pasukan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis melancarkan serangan udara ke Suriah, Sabtu pagi. Serangan ini sebagai respons atas serangan gas beracun yang menewaskan puluhan orang pekan lalu. Penggempuran tersebut merupakan intervensi terbesar kekuatan Barat terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Turki Akan Melancarkan Operasi Militer Melawan Irak Bulan Ini, Ada Apa?

Dilansir Reuters, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan aksi militer dari Gedung Putih. Bersamaan dengan dia berbicara, ledakan mengguncang Damaskus, Suriah.

Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, pasukan mereka bergabung dalam serangan itu.

3 Negara Dengan Paspor Terlemah di Dunia Tahun 2024, Ada Indonesia?

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis dan Kepala Staf Gabungan Ketua Jenderal Joseph Dunford mengatakan, lebih dari 100 rudal ditembakkan dari kapal dan pesawat berawak. Pasukan sekutu tersebut menyerang tiga fasilitas senjata kimia utama Suriah.

Mattis menyebutkan, serangan sebagai "satu kali tembakan." Namun Trump akan meningkatkan serangan lebih lanjut jika pemerintah Assad menggunakan senjata kimia lagi.

KRI RJW-992 Beraksi di Mesir, Bantu Warga Suriah yang Jadi Korban Laka Laut di Perairan Mediterania

"Kami siap untuk mempertahankan balasan ini sampai rezim Suriah menghentikan penggunaan alat kimia terlarang," kata Presiden Amerika Serikat itu dalam pidato yang disiarkan televisi.

Konflik Suriah melibatkan banyak pihak yang berlawanan satu sama lain, dengan Rusia dan Iran yang memberikan bantuan politik dan militer kepada Assad. Sementara pasukan oposisi mendapat dukungan dari Barat, negara-negara Arab dan Turki.

Pemerintah Assad dan Rusia menanggapi dengan marah serangan itu. "Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi," kata Anatomy Anton, duta besar Rusia untuk Amerika Serikat, di Twitter

Media pemerintah Suriah mengatakan, serangan itu akan gagal dan menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional".
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya