Dubes AS: Serangan Kimia di Suriah Bukan Berita Bohong

Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan (tengah), saat tur ke Museum Asia Afrika di Bandung, 27 Januari 2018.
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI

VIVA – Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya berkomitmen untuk menggunakan semua perangkat diplomasi yang ada, untuk menyingkirkan senjata kimia yang dimiliki oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. 

Jenderal Zahedi Tewas Dibunuh Israel, Iran Tarik Pasukan dari Suriah

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan mengatakan, serangan kimia yang dilakukan kepada warga sipil Suriah, merupakan pola agresi yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya sendiri.

"Ini menunjukkan pola agresi terhadap rakyat Suriah sendiri. Selain itu, klaim dari Rusia yang menyatakan bahwa Assad telah mengeliminasi program senjata kimia merupakan hal yang tidak benar," kata Donovan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 17 April 2018.

Pasukan AS di Irak dan Suriah Kena Bombardir Roket Selama 24 Jam

Selama ini, menurut Donovan, ada helikopter buatan Rusia yang dimiliki oleh angkatan bersenjata Suriah, sedang terbang di atas wilayah Douma waktu penyerangan terjadi. 

Saat itu, bom drum secara rutin digunakan oleh Pemerintah Suriah untuk menyerang rakyatnya sendiri. Bom dijatuhkan dari pesawat saat penyerangan di Douma.

Tentara Bayaran Iran Otak di Balik Serangan Pangkalan Militer Amerika

"Jadi, semua ini menunjukkan bahwa kejadian ini bukan lah fake news. Ini nyata, bahwa ini merupakan serangan senjata kimia yang dilakukan oleh pemerintah Suriah kepada rakyatnya sendiri," ujar Donovan.

Fakta lain yang diyakini AS dan sekutunya yaitu, Rusia selama ini menghalangi penyelidikan oleh inspektur dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Dikhawatirkan, Rusia dan Suriah bekerja sama untuk menghilangkan bukti penggunaan senjata kimia di sana.

"Rusia dan Suriah menolak mengundang inspektur dari OPCW masuk ke Douma untuk melakukan misi pencarian fakta. Menunjukkan bahwa Rusia ingin mendukung sebuah rezim yang mengabaikan jiwa penduduknya sendiri," kata Donovan. 

Untuk itu, AS menegaskan akan menggunakan semua perangkat diplomasi yang dimiliki, meski tak menutup kemungkinan juga dengan opsi diplomasi yang lain.

"Jadi, untuk langkah lain kami belum bisa beritahu. Namun kami akan pertimbangkan semua langkah yang dilakukan dan diperlukan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya