- REUTERS/Erik De Castro
VIVA – Pemerintah tengah menyelidiki kemungkinan keberadaan warga negara Indonesia yang diduga menjadi sopir pembawa mobil yang meledak di Basilan, wilayah Filipina selatan, awal pekan ini.
Berdasarkan pemberitaan media lokal Filipina, mobil berisi bom yang mengakibatkan 10 orang tewas tersebut dikemudikan oleh WNI. Namun pihak berwenang Filipina belum memberikan identitas pelaku peledakan tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan wilayah Basilan yang menjadi lokasi peledakan bom merupakan daerah yang sangat rawan.
"Basilan adalah daerah yang sangat rawan di Filipina selatan. Mungkin saja ada warga negara Indonesia. Tapi yang jelas kami tidak ada datanya," kata Iqbal.
Pada tanggal 31 Juli 2018 lalu, sebuah bom mobil meledak dan menewaskan 10 orang di sebuah pos pemeriksaan militer di Basilan, Filipina selatan. Diduga ledakan itu didalangi oleh militan kelompok Negara Islam atau ISIS.
Ledakan terjadi beberapa saat setelah pasukan penjaga menghentikan kendaraan dan berbicara kepada sopir mobil tersebut. Menurut keterangan tentara yang bertugas, pengemudi mobil berbicara dengan dialek yang tidak dikenal dan kemungkinan merupakan warga negara asing.
Basilan merupakan tempat kekuasaan kelompok Abu Sayyaf. Selain itu Basilan adalah daerah yang tidak boleh dikunjungi oleh sebagian besar orang Filipina dan wisatawan.