- CNBC
VIVA – Negara Uni Eropa khususnya, Jerman dan Prancis sedang mempersiapkan mekanisme baru yang memperbolehkan perusahaan asal negara Uni Eropa, melakukan hubungan perdagangan dengan Iran, tanpa ikut terimbas oleh sanksi embargo berat yang dijatuhkan Amerika Serikat, terhadap Iran dua hari lalu.
Mekanisme yang tengah dipersiapkan untuk bisa membantu Teheran, yakni special purpose vehicle (SPV), menyusul negara-negara Eropa, yang masih tetap berkomitmen menandatangani Kesepakatan Nuklir Iran yang digagas 2015 lalu bersama AS, namun AS akhirnya memilih keluar setelah Donald Trump memerintah.
Dilansir dari laman The Guardian, melalui kesepakatan tersebut diketahui bahwa Iran setuju membatasi aktivitas pengembangan nuklirnya dan melaporkan data nuklir, demi terbebas dari sanksi ekonomi yang membuat kondisi negaranya terpuruk.
Sementara itu, Trump justru sudah resmi menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran, yang menyangkut blokade perdagangan minyak dan gas yang merupakan sumber energi dan memasukkan perusahaan perkapalan, asuransi, dan berbagai pengiriman ke dalam daftar hitam, jika melayani perdagangan ke Iran. Pula, mencoret perusahaan dan individu yang berhubungan dengan perbankan dan Bank Sentral Iran.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Sajjadpou berbicara di London baru-baru ini menyatakan bahwa mereka berharap, mekanisme SPV ini segera bisa dikonkretkan, lantaran sudah dijajaki sejak dua bulan lalu sebelum sanksi AS aktif terhadap negaranya. Iran. Negara Republik Islam itu memang saat ini sedang dalam krisis ekonomi dengan inflasi yang tinggi.
"Yang kurang dari SPV ini, ya kurang cepat diselesaikan dan belum efisien persiapannya," kata Sajjadpou menyesalkan.