Logo DW

Mengenang 50 tahun Lomba Menguasai Bulan

picture-alliance/Heritage Images/NASA/Oxford Science Archive
picture-alliance/Heritage Images/NASA/Oxford Science Archive
Sumber :
  • dw

"Barang siapa menguasai antariksa, negara itu juga bisa menguasai militer seluruh dunia". Demikian doktrin militer di era tersebut. Pasalnya saat itu roket ruang angkasa nyaris tidak ada bedanya dengan peluru kendali balistik antar benua.

Uni Soviet pada tahun 50-an hingga awal tahun 60-an jauh lebih unggul dibanding Amerika Serikat dalam program penaklukan antariksa ini. Tahun 1957 Moskow sudah meluncurkan satelit pertama "Sputnik" yang mengorbit Bumi, dan jadi propaganda negara komunis itu sebagai penguasa antariksa.

Sukses Sputnik mengejutkan dunia. Walau sejatinya Sputnik tidak lebih dari bola logam yang dipasangi pemancar dan penerima radio, misi ini menciptakan tekanan berat bagi pemerintah Amerika Serikat.

Uni Soviet mengungguli AS

"Washington menghadapi ancaman baru dari ruang angkasa, dan harus melakukan tindakan untuk mengatasinya", demikian kecemasan yang dilontarkan di pemerintah AS. Zaman baru ruang angkasa sudah dimulai dengan Sputnik dan Amerika ketinggalan oleh Uni Soviet", kata Presiden AS ketika itu, Dwight D Eisenhower .

Eisenhowrer mengakui. "Kami kini menghadapi tantangan terbesar, yang dilontarkan oleh peradaban modern. Amerika akan segera mengembangkan pesawat ruang angkasa yang mengumpulkan data dari antariksa dan meneliti sistem tata surya", ujar Presiden AS itu.

Namun Uni Soviet menggebrak dengan kejutan berikutnya. Yakni dengan misi teranyarnya, misi berawak ke luar angkasa, Kosmonot Uni Soviet, Yuri Gagarin pada tahun 1961 jadi orang pertama yang mengelilingi ruang angkasa di orbit bumi. Sementara Washington baru saja melangkah dengan melakukan uji coba mengirim simpanse ke ruang angkasa.