Laporan Terbaru Sebut Israel Tak Siap Hadapi Pandemi Seperti Corona

Petugas pemadam kebakaran Israel melakukan disinfektan
Sumber :
  • Olivier Fitoussi/Flash90

VIVA – Pandemi COVID-19 yang tengah melanda dunia saat ini sekaligus menjadi babak ujian bagi setiap negara, terutama di bidang kesehatan. Pasalnya, banyaknya korban yang berjatuhan dan cara bagaimana cara pemerintah menangani virus corona, menunjukkan wajah seberapa baiknya sistem kesehatan mereka.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Dilansir dari The Time of Israel, Selasa 24 Maret 2020, sebuah laporan terbaru dari Badan Pengawas Negara Israel menyebutkan bahwa sistem kesehatan di Israel tidak siap untuk menghadapi pandemi seperti yang sekarang terjadi. 

Laporan yang disiapkan sebelum krisis virus corona melanda ini memberikan peringatan mengerikan terhadap kerusakan yang dapat ditimbulkan pandemi, mengingat kurangnya perencanaan, pendanaan, peralatan dan kesiapan lainnya dari layanan kesehatan Israel.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

“Kementerian kesehatan, penyedia layanan kesehatan dan rumah sakit tidak disiapkan sepenuhnya untuk menghadapi wabah flu pandemi.” Laporan itu menyoroti kurangnya kasur pasien di rumah sakit, ruang isolasi, unit perawatan intensif yang tidak dilengkapi peralatan yang memadai, dan kurangnya kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan.

Menurut media setempat, audit tersebut sebagian besar telah selesai pada bulan November, beberapa bulan sebelum virus itu muncul di China dan akhirnya mengamuk di seluruh dunia.

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Kondisi Debitur Terdampak COVID-19 Kembali Normal

Badan Pengawas Keuangan Negara, Matanyahu Englman, telah menunda publikasi sampai pemerintahan dibentuk, tetapi akhirnya memutuskan bahwa yang terbaik adalah tidak menunggu lagi, karena situasi COVID-19 saat ini, tulis laporan itu.

Menurut audit yang dilakukan berbagai kementerian yang dilakukan antara Februari dan Oktober 2019, laporan itu yang berjudul ‘Kesiapan Sistem Kesehatan Untuk Menghadapi Pandemi‘, berkaitan dengan kemungkinan wabah mirip COVID-19, dan juga meninjau kesiapan pemerintah untuk wabah lain yang telah terjadi baru-baru ini seperti campak.

Kementerian kesehatan tak memiliki rencana

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan tidak memiliki rencana untuk menyediakan rumah sakit dengan tempat tidur dan staf yang cukup untuk dipersiapkan untuk skenario seperti itu.

Laporan tersebut juga menetapka bahwa layanan telepon penyedia layanan kesehatan tidak siap untuk memberikan tanggapan kepada ribuan warga yang akan membutuhkan jika pandemi terjadi.

Mengenai kerja sama antara beberapa kementerian, laporan itu mengutip, bahwa latihan yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan dengan Kementerian Kesehatan pada Desember 2018 menunjukkan kesenjangan yang signifikan dalam kesiapan mereka untuk bekerja bersama pada saat wabah.

“Kementerian harus merumuskan rencana untuk megurangi kesenjangan yang ada pada saat latihan, termasuk kebutuhan untuk mengatur masalah wewenang dan tanggung jawab dari berbagai badan, kurangnya obat resep dan vaksin serta bagaimana mendistribusikan itu semua,” tulis laporan itu.

Kesenjangan itu telah muncul pada praktik di lapangan dalam beberapa hari belakangan, karena ketegangan antar-kementerian tentang cara yang tepat untuk menangani krisis telah mencuat ke publik.

Audit juga menyoroti persediaan obat anti virus yang tidak mencukupi, yang saat ini hanya mampu memasok 16 persen dari kebutuhan publik. Laporan itu juga mengungkapkan bahwa banyak dari obat-obatan yang saat ini tersedia sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Badan pengawas juga meminta Kementerian Kesehatan untuk menguji ventilator untuk memastikan apakah benda tersebut masih bekerja dengan baik atau tidak.

Englman mengakui dalam laporan, bahwa negara sedang dalam proses menciptakan laboratorium vaksinasi, tetapi menambahkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi kebutuhan vaksin ketika pandemi merebak.

Laporan itu juga menyerukan Kementerian Kesehatan untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Laporan ini didasarkan pada prediksi Bank Dunia bahwa dalam 15 tahun ke depan, ada kemungkinan wabah pandemi yang tinggi yang dapat mengakibatkan kematian jutaan orang dan kerugian ekonomi dalam jumlah triliunan.

Untuk mempersiapkan skenario buruk seperti itu, Kementerian Kesehatan menyusun rencana darurat militer untuk pandemi flu mematikan pada tahun 2005. Kantor pemerintah kemudian memperbaruinya pada tahun 2018 berdasarkan kesimpulan CDC Amerika Serikat.

Skenario terbaru Pemerintah Israel melihat 25 persen dari 2,25 juta orang, populasi Israel tertular virus selama periode delapan minggu, dengan puncaknya berada di antara minggu ketiga dan kelima.

Menurut skenario, 150 ribu orang akan memerlukan rawat inap, dengan 25 ribu orang membutuhkan perawatan ICU dan 12 ribu orang membutuhkan ventilator.

Laporan: Dion Yudhantama
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya