Trauma Tangani Pasien Corona, Dokter di New York Bunuh Diri

Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Seorang dokter di kota New York, Amerika Serikat ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya. Keluarga, polisi dan rekannya menghubungkan kematiannya dengan trauma yang dihadapi selama menangani pasien virus Corona COVID-19.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu 29 April 2020 polisi setempat menyatakan bahwa Lorna Breen yang merupakan seorang dokter berusia 49 tahun yang ditemukan tewas karena bunuh diri pada hari Minggu kemarin di rumahnya di Charlottesville, Virginia.

Breen bertugas di fasilitas gawat darurat rumah sakit New York - Presbyterian Allen di Manhattan, sebuah rumah sakit yang mengalami lonjakan pasien yang masuk akibat menderita Corona COVID-19.

Pengen Mulai Perawatan Kulit? Perhatikan Ini Biar Gak Terjerumus Klinik Abal-abal

Meskipun dia tak tinggalkan pesan soal mengapa ia meregang nyawanya sendiri, keluarga, polisi dan rekan sesama dokter mengatakan bahwa stres yang diakibatkan karena menangani wabah virus menjadi penyebab kematiannya.

"Ia melakukan pekerjaanya dan hal itu membunuhnya," kata ayah Breen kepada NYT.
Ayahnya juga mengatakan bahwa Breen tidak memiliki riwayat penyakit mental dan juga tidak terinfeksi virus Corona.

6 Cara Efektif Mengurangi Mata Minus bagi Penderita dengan Tingkat Minus Rendah

Presiden American College of Emergency Physicians, William Jaquis yakni lembaga di mana Breen menjadi anggotanya, mengatakan bahwa kematian Breen menjadi pengingat yang tragis dari penderitaan yang dialami oleh banyak petugas kesehatan.

"Situasi yang tidak memungkinkan di banyak rumah sakit membuat kami terluka" ujarnya.

"Saya hanya bisa membayangkan untuk Dr Breen lebih dari yang bisa dia pikul, bukan karena kelemahan, tetapi karena kekuatan belas kasihnya," kata William Jaquis dalam sebuah pernyataan di situs web grup mereka.

Rumah sakit tempatnya bekerja menggambarkannya sebagai "Pahlawan Garis Depan Departemen Gawat Darurat”.

Hingga kini, lebih dari 17 ribu orang meninggal akibat COVID-19 di seluruh negara bagian New York, yang juga menjadi pusat wabah virus Corona di Amerika Serikat.

Baca juga: Dua Pekerja Pabrik Rokok Sampoerna Meninggal karena Corona

Laporan: Dion Yudhantama
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya