Logo DW

Banyak Pekerja Jerman Lebih Senang Home Office, Ogah ke Kantor Lagi

Imago/C. Papke
Imago/C. Papke
Sumber :
  • dw

Lebih sedikit stres, lebih banyak waktu untuk keluarga, bahkan lebih produktif, kata mayoritas pekerja di Jerman yang melakukan home office (bekerja dari rumah) di masa pandemi corona. Itulah hasil studi terbaru dari perusahaan asuransi kesehatan DAK yang dirilis hari Rabu (22/07) di Berlin.

Menurut studi DAK, 76,9 persen pekerja yang terpaksa melakukan home office sekarang menyatakan ingin mempertahankan sistem kerja itu, juga setelah wabah corona berlalu.

Kondisi kesehatan para pekerja tampaknya membaik dengan bekerja dari rumah, kata studi DAK. Sebelum wabah corona, 21 persen pekerja mengatakan mereka secara rutin mengalami stres di tempat kerja. Selama krisis corona, angka itu turun menjadi 15 persen. Namun angka pekerja yang menyatakan hanya sekali-sekali atau tidak pernah mengalami stres di tempat kerja meningkat dari 48 persen menjadi 57 persen.

Studi itu dilaksanakan oleh lembaga penelitian opini publik IGES dan Forsa atas pesanan DAK, dengan melibatkan sekitar 7.000 responden. Sekitar 56 persen pekerja yang sekarang bekerja dari rumah menyatakan, mereka menjadi lebih produktif ketimbang ketika bekerja di kantor. Dua pertiga pekerja mengatakan mereka lebih bisa mengatur pekerjaan dan kegiatan keluarga selama bekerja dari rumah.

Home office bukan solusi bagi segala hal

Direktur Utama DAK Andreas Storm menerangkan, penutupan sekolah di masa krisis corona dan bekerja dari rumah, terutama bagi keluarga muda memang menjadi beban tersendiri. Namun secara keseluruhan, para pekerja memandangnya positif, terutama karena para orang tua bisa mengatur waktu lebih baik lagi dan berbagi dengan keluarga.

Menurut hasil studi DAK, kelompok orang-orang muda dari usia 30 sampai 39 tahun menilai sistem bekerja dari rumah menguntungkan mereka ketika harus membagi waktu untuk pekerjaan dan untuk keluarga.