Logo ABC

Perjuangan Pebisnis dan Pekerja WNI di Tengah Badai Ekonomi Melbourne

Zurlia Usman (kanan) bersama putrinya, Anisa Azzahra Ismail yang menjadi direktur Emaan sejak dua tahun lalu.
Zurlia Usman (kanan) bersama putrinya, Anisa Azzahra Ismail yang menjadi direktur Emaan sejak dua tahun lalu.
Sumber :
  • abc

Karena merasa sudah memiliki kemampuan sebagai penata rambut, ia kemudian memberanikan diri membuka jasa gunting rambut di apartemennya.

"Waktu itu belum ada larangan tidak boleh bertamu seperti sekarang, jadi yang mau gunting rambut bisa bikin janji dulu, kemudian datang ke apartemen saya," kata Fenny yang juga asal dari Indonesia.

"Atau kalau ada yang memanggil [untuk potong rambut] ke rumah mereka, … asal enggak sampai travelling sampai dua jam, saya jalani juga."

Kehidupan warga Indonesia di tengah lockdown Melbourne "Demi kepentingan bersama"

 Demi kepentingan bersama

Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.

Tapi kemudian Fenny memutuskan mencari kerja di salon untuk membatasi orang yang datang ke apartemennya.

Baru juga beberapa saat bekerja, ia harus berhenti sementara setelah Pemerintah Victoria memberlakukan aturan pembatasan tahap empat.

"[Rabu kemarin] menjadi hari terakhir saya bekerja karena salon nggak masuk kategori bisnis yang esensial," kata dia kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.