Logo ABC

Kisah Warga di Australia Sulit Cari Kerja di Masa Pandemi COVID-19

Suzanna Martanti mempraktikkan kegiatan mindfulness untuk membantu kesehatan mentalnya.
Suzanna Martanti mempraktikkan kegiatan mindfulness untuk membantu kesehatan mentalnya.
Sumber :
  • abc

Di Australia dilaporkan semakin banyak warga yang mengalami kondisi kesehatan mental kurang baik, terlebih akibat pandemi virus corona.

Hal ini juga telah memicu banyak diskusi tentang apakah sudah ada bantuan yang layak dan cukup bagi komunitas migran di Australia.

Stigma soal gangguan kesehatan mental meningkat A head and shoulders shot of Tigist Kebede posing for a photo. Tigist Kebede, penasihat kesehatan mental. (Supplied)

Hari Minggu pekan lalu, Pemerintah Victoria mengumumkan ditingkatkannya pendanaan layanan kesehatan mental sebanyak $59,7 juta meresponi "peningkatan tajam permintaan" akses layanan kesehatan mental.

Penasihat kesehatan mental, Tigist Kebede menyambut baik pendanaan tersebut, namun mengatakan sebagian uang dari pendanaan itu juga harus dikerahkan untuk layanan kesehatan mental bagi para migran.

Selain itu, ia juga melihat perlunya lebih banyak usaha untuk menjangkau komunitas minoritas dan membicarakan kesehatan mental, karena ia percaya saat ini tidak banyak layanan tersedia bagi warga dengan kebudayaan berbeda.

"Bagi warga yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda, hal-hal seperti stigma kesehatan mental … dan kondisi tidak sehat semakin kental," katanya.

A head and shoulders shot of Faith Nenta posing for a photo. Faith Nenta, perempuan asal Papua Nugini, yang tinggal sendiri di Melbourne. (Supplied)

Perempuan asal Papua Nugini, Faith Nenta, yang menyebut dirinya pekerja garda depan di Melbourne, juga sering mengalami gangguan kesehatan mental di tengah pembatasan sosial tahap empat yang saat ini diberlakukan.