Logo BBC

Normalisasi Israel-Negara-negara Teluk Dinilai Pintu Masuk bagi RI

JIM LO SCALZO/EPA
JIM LO SCALZO/EPA
Sumber :
  • bbc

Harapan baru muncul sesudah tiga sosok serempak meneken dokumen di atas meja panjang dengan pancaran sinar matahari sore yang cerah di teras Gedung Putih.

Mereka adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Dr. Abdullatif bin Rashid Al-Zayani.

Sang tuan rumah dan perantara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut peristiwa pada Selasa (15/09) itu sebagai "fajar Timur Tengah yang baru".

Langkah bersejarah UEA dan Bahrain sebagai negara Arab ketiga dan keempat yang menjalin hubungan dengan Israel tersebut patut disambut dan disikapi secara cerdas oleh Indonesia, kata seorang pengamat.

Setidaknya dalam konteks Indonesia sebagai salah satu negara sahabat Palestina, kata Dr. Ryantori, direktur eksekutif Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) dan dosen Hubungan Internasional di Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta.

"Selama normalisasi tersebut tidak bersinggungan langsung dengan isu Palestina, Indonesia harus melihat hal tersebut sebagai opportunity," ia menjelaskan.

Kesempatan yang ia maksud dan yang paling di depan mata adalah bahwa langkah Bahrain serta Uni Emirat Arab dapat membukakan pintu bagi Indonesia dalam menempatkan dirinya sebagai apa yang disebutnya "jembatan emas" antara dua pihak yang berkonflik.