Logo DW

Kasus Covid-19 Meningkat, Mampukah Eropa Hindari Lockdown Kedua?

picture-alliance/Zuma/X. Herrero
picture-alliance/Zuma/X. Herrero
Sumber :
  • dw

"Bencana," "petaka," dan "efek yang menghancurkan" – begitulah ungkapan yang digunakan oleh para pemimpin Eropa untuk menggambarkan konsekuensi bila negara-negara Eropa memberlakukan lockdown (penguncian) kedua.

Untuk menahan penyebaran COVID-19 pada musim semi tahun ini, aktifitas publik di seluruh Eropa hampir sepenuhnya dihentikan. Namun saat musim panas, banyak tempat melonggarkan aturan pembatasan tersebut. Maka yang terjadi adalah tingkat infeksi COVID-19 di hampir setiap negara Eropa semakin meningkat.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Eropa melaporkan antara 40.000 dan 50.000 kasus baru COVID-19 setiap harinya. Peningkatan itu bukan hanya didasari karena tes yang lebih luas.

Angka-angka kasus dari September "seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua," kata direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge.

Kluge menambahkan, jumlah infeksi mingguan bahkan melebihi yang dilaporkan pada fase pertama puncak pada Maret.

Pembatasan regional di negara-negara Eropa

Dengan meningkatnya jumlah infeksi, muncul kekhawatiran atas penguncian nasional kedua. Lockdown ketat di Spanyol dan Prancis yang diberlakukan awal tahun, memicu penurunan ekonomi secara besar-besaran. Namun, saat ini angka kasus COVID-19 kedua negara ini kembali melonjak.