Anggota AL AS Bunuh Transgender Filipina

Poster berisi foto Jennifer Laude, transgender yang dibunuh marinir AS
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro
VIVAnews - Seorang anggota Angkatan Laut asal Amerika Serikat diduga membunuh wanita transgender, Sabtu pekan lalu, di sebuah Hotel Celzone, di kota Olongapo, Filipina. Korban yang diketahui bernama Jennifer Laude, diduga dibunuh pelaku lantaran seorang waria.
Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan

Majalah Times edisi Selasa, 14 Oktober 2014 melansir, keduanya bertemu di sebuah bar setempat di kota Olongapo sekitar pukul 22.55 waktu setempat. Keduanya lalu mendatangi sebuah hotel. 
Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Menurut keterangan seorang petugas hotel, Elias Gallamos, kurang dari satu jam menginap, pelaku kemudian meninggalkan tempat mereka menginap. Dia kemudian menemukan jenazah Laude pada pukul 23.45 waktu setempat dalam keadaan terbaring di toilet dan tak bernyawa. 
Kondisi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan Kemaluan Ditendang, Sampai Periksa ke Poli Kandungan

Polisi mengatakan di tubuh jasad ditemukan tanda-tanda pencekikan. 

Sementara, hingga saat ini, pejabat berwenang AS masih belum merilis identitas pelaku. Sebab, belum ada tuduhan formal yang diajukan. Mereka hanya menyebut, pelaku bertugas di Batalion 2 AL 9 dari Carolina Utara. 

Kini, dia tengah ditahan di kapal perang USS Peleliu. Sementara, Penyidik Tindak Kriminal AL dan Polisi Nasional Filipina masih terus menyelidiki kejadian itu. Selain pelaku, tiga orang marinir lainnya yang kemungkinan menjadi saksi juga ikut ditahan. 

Pelaku berada di Filipina karena menjadi bagian dari pasukan dari latihan militer bersama antara AS dan Filipina. Komandan Pasifik AS, Laksamana Samuel J. Locklear III, telah memerintahkan agar lima kapal dan anggota AL lainnya untuk tetap berada di pelabuhan di Filipin karena proses penyelidikan masih berlangsung. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan para penegak hukum Filipina untuk menuntutaskan proses penyelidikan. 

Kasus ini, memicu kemarahan aktivis transgender di Filipina. Bahkan, mereka berunjuk rasa di depan Gedung Kedutaan Besar AS di Manila untuk menuntut keadilan bagi Laude. Demonstrasi juga digelar hari ini di depan Gedung Kementerian Luar Negeri Filipina.

AS juga kembali dikritik karena adanya kesepakatan yang diteken kedua negara mengenai anggota AL AS. Dalam perjanjian itu, jika ada anggota AL AS yang berbuat tindak kriminal, maka mereka akan ditahan di AS. 

Di tahun 2006 silam, seorang tentara AS dituduh memperkosa wanita lokal Filipina, sehingga memicu kemarahan serupa.

"AL AS mengatakan mereka akan bekerja sama dengan hukum nasional. Namun, mereka belum menyerahkan anggota AL itu ke otoritas Filipina. Dia masih ditahan di dalam kapal," ujar seorang aktivis dan pendiri organisasi Gender Proud, Geena Rocero.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya