29-1-1979: Kunjungan Bersejarah Deng Xiaoping ke AS

Pemimpin China Deng Xiaoping (tengah) dan Presiden AS Jimmy Carter (paling kanan) pada 1980.
Sumber :
  • Wikimedia Commons / US National Archives

VIVA.co.id – Pada 37 tahun silam, pemimpin China, Deng Xiaoping, bertamu ke Presiden Amerika Serikat saat itu, Jimmy Carter, di Washington DC. Mereka lalu menandatangani beberapa perjanjian yang menegaskan normalisasi hubungan antara AS yang liberal dengan China yang komunis.

10 Gempa Bumi Paling Mengguncang dalam Sejarah Dunia, Salah Satunya Indonesia!

Menurut The History Channel, mereka menandatangani perjanjian bidang sejarah, saintifik, dan kebudayaan. Kendati saat itu masih menyandang jabatan resmi wakil perdana menteri, Deng dikenal sebagai pejabat tinggi pertama komunis China ke AS untuk kunjungan resmi.

Lawatan Deng ke Washington itu sekaligus membalas kunjungan Presiden AS sebelumnya, Richard Nixon ke Beijing pada 1972, yang memelopori normalisasi hubungan kedua negara. Namun, kunjungan Deng ke AS ini disertai dengan penandatanganan beberapa perjanjian resmi.

5 Gempa Bumi Terbesar Dalam Sejarah Dunia, No 3 di Indonesia Paling Banyak Korban

Semasa muda, Deng mengalami transformasi dramatis di China, dari kekaisaran menjadi republik, yang membuat negeri itu bergejolak dan dilanda perang saudara berkepanjangan. Dia bergabung dengan Partai Komunis pada 1920, serta ikut dalam rangkaian perjalanan panjang brutal pimpinan Mao Zedong melintasi banyak wilayah di China.

Mereka berdua turut berjasa mempersatukan China Daratan menjadi kekuatan komunis bernama Republik Rakyat China pada 1949. Setelah Mao wafat pada 1976, dan setelah sempat dilanda gejolak politik, Deng tampil menjadi pemimpin berikut China.

Dulu Tertindas, 5 Orang Biasa yang Mengubah Jalan Sejarah Dunia

Dia berperan membuka China bagi investasi asing. Sebelum berkuasa, sikapnya yang moderat dianggap sebagai sesuatu yang tabu bagi kaum komunis garis keras dan beberapa kali Deng berupaya disingkirkan.

Namun, Deng berhasil melewati cobaan itu dan bahkan bisa menggalang kekuatan politik dengan para sekutunya di dalam Partai Komunis untuk berkuasa. Dalam posisi itu, dia manfaatkan untuk membawa China menjalin hubungan yang dekat dengan negara-negara Barat, termasuk AS.

Itulah sebabnya, pada 1979, AS memberi pengakuan diplomatik secara penuh kepada Republik Rakyat China dan tidak lagi menganggapnya sebagai musuh. Sebagai langkah konkret atas normalisasi hubungan dua negara yang berbeda ideologi itu, Deng lalu bertamu kepada Carter di Gedung Putih dan menandatangani beberapa perjanjian.

Deng lalu kian berkuasa di China sepanjang dekade 1980-an dengan menjalankan sejumlah reformasi ekonomi, yang membawa negara itu kini menjadi kekuatan ekonomi dunia. Dia lalu pensiun sebagai penguasa pada 1989, atau beberapa saat setelah terjadi Tragedi Tiananmen. Deng wafat pada 1997.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya