Polisi Eropa Kejar 22 Anggota ISIS

Menara Eiffel berpendar warna bendera Belgia sebagai penghormatan terhadap korban ledakan bom Belgia, 22 Maret 2016.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA.co.id – Kepolisian Eropa tengah mencari 22 "jihadis," yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok ISIS yang melakukan serangan teror bulan lalu di Brussels, Belgia. Mereka juga dituduh bertanggungjawab atas serangan yang terorganisir di Paris, Prancis, November lalu.

Dua Polisi Wanita di Belgia Tewas Ditikam dan Ditembak

Mengutip dokumen pengadilan, wawancara dengan para pejabat keamanan dan beberapa sumber, diketahui bahwa operasi ISIS menjadi sangat radikal di Molenbeek, daerah berpenduduk mayoritas Muslim. Wilayah ini menjadi terkenal di Brussels sebagai tempat berkembangnya berbagai kelompok ekstrimisme.

"Kami mengindikasi banyak plot dan komunitas yang belakangan diketahui merupakan bagian dari jaringan yang sama. Mereka sudah ada di sini. Masalahnya adalah bagaimana menemukan mereka," kata Jean-Charles Brisard dari Pusat Analisis Terorisme, seperti dikutip dari Foxnews, Senin 4 April 2016.

Mal di Belgia Diberondong Tembakan

Menurut hasil investigasi, tokoh utama dalam merekrut para buronan untuk ISIS adalah Khalid Zerkani, seorang da'i yang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena merekrut para pemuda untuk berperang di Suriah.

Yoni Mayne, adalah salah satu nama yang dicari. Ibu Yoni Mayne mengatakan, anaknya telah jatuh di bawah pengaruh kelompok radikalisme. Mayne mulai mengenakan pakaian Muslim tradisional dan menumbuhkan jenggot setelah menghabiskan waktu dengan Zerkani. "Suatu hari dia mengancam akan membunuh saya, bahkan saya disebut setan," kata perempuan itu, oleh anaknya yang saat ini berusia 25 tahun. Kelompok radikal yang diikuti Mayne untuk berjuang di Suriah menyebut bahwa ia telah dibunuh pada 2014, namun pemerintah Eropa tak terlalu yakin.

Polisi Belgia Tangkap 15 Orang Terduga Teroris

Buronan lain, Sami Zarrouk, 32 tahun, suatu hari mengatakan kepada mertuanya, ia ingin pindah ke Afghanistan dengan istrinya dan melatihnya untuk menjadi seorang pelaku bom bunuh diri. Zarrouk pergi ke Suriah pada Juli 2013 dan kemudian mengirimkan pesan kepada ayah mertuanya bahwa ia telah menceraikan istrinya.

Para pejabat di Eropa dan Irak menyebutkan, ISIS telah melatih sebanyak 400 calon pelaku bom bunuh diri untuk menargetkan benua Eropa, dan diperintahkan untuk memilih waktu dan tempat yang tepat agar terjadi pertumpahan darah yang besar dan kekacauan. Serangan Brussels dan kejadian pada 13 November yang menewaskan 130 orang di Paris telah menimbulkan pertanyaan baru, tentang kemampuan aparat keamanan Eropa untuk mengidentifikasi dan menetralisir ancaman teror di negara mereka.

Laporan : Dinia Adrianjara

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya