Tak Menyerah, China Klaim Wilayah Udara di Perairan Sengketa

Pesawat tempur China, J-15, mendarat di Kapal Induk Liaoning.
Sumber :
  • REUTERS/Xinhua/Zha Chunming

VIVA.co.id – Tak mendapat dukungan dari Pengadilan Arbitrase Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa di Den Haag, Belanda, soal klaim wilayah perairan di Laut China Selatan, tak membuat China patah arang.

Rocky Gerung: Konflik Laut China Selatan, RI Hanya Tahan 14 Jam

Kali ini, Kementerian Luar Negeri China mengklaim dan memiliki hak atas zona atau wilayah udara di wilayah Laut China Selatan. Mereka pun sesegera mungkin bakal menjadikannya sebagai zona pertahanan udara.

"China akan membangun zona identifikasi pertahanan udara (Air Defence Identification Zone/ADIZ) di atas Laut China Selatan jika kedaulatan kami terancam," kata Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin, sehari setelah putusan arbitrase dikeluarkan, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu, 13 Juli 2016.

AS Siap Imbangi Dominasi Tiongkok di Laut China Selatan

Menurut Liu, pembangunan zona pertahanan udara ini akan mewajibkan semua pesawat yang lewat mengikuti sejumlah aturan tertentu, termasuk menyerahkan berkas penerbangan dan identifikasi diri.

"Apakah kami perlu membangun (zona pertahanan udara) di atas Laut China Selatan? Itu semua tergantung tingkat ancaman yang kami terima," ungkapnya.

Kapal Perang AS Berlabuh di Laut China Selatan, Bikin Gentar

Liu menambahkan pihaknya berharap agar semua negara bekerja sama dengan China untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di salah satu jalur perdagangan terpenting itu.

"Kami tidak akan membiarkan Laut China Selatan menjadi pemantik perang," kata Liu, seraya menegaskan.

Sementara, Trident Defense, lembaga think tank asal Filipina, memprediksi bahwa China akan menggunakan opsi militer serta mengindahkan putusan arbitrase.

Kepala Eksekutif Trident Defense, Rodrigo Mejia, mengatakan, Beijing memiliki dua opsi terbuka pascaputusan pengadilan arbitrase pada Selasa kemarin.

"Pada bulan ini di minggu pertama dan kedua akan sangat penting karena saya mendengar dari komunitas intelijen dari sekutu kami di Amerika bahwa China tetap ingin menempati Scarborough Shoal," kata Mejia.

Ia menambahkan, Beijing akan mengirim armada tempurnya yang terdiri dari Milisi Nelayan, Pasukan Penjaga Pantai (China Coast Guard), Angkatan Laut serta Angkatan Udara China ke Laut China Selatan, khususnya Scarborough Shoal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya