- REUTERS/Joe Raedle/Pool
VIVA.co.id – Malam menjelang pemilu Amerika Serikat, jajak pendapat menunjukkan Hillary Clinton unggul dari Donald Trump dengan perolehan suara 45 persen. Pada saat debat kandidat yang terakhir, Trump menegaskan bahwa ia tak akan langsung menerima jika Hillary menang, karena ada kemungkinan pemilu akan dicurangi.
Merasa yakin ada kecurangan, sejak kampanye di Detroit, Trump mendesak para pendukungnya untuk memantau tempat-tempat pemungutan suara, agar meminimalisasi adanya kecurangan untuk memenangkan Hillary.
"Anda tahu rumor apa yang beredar belakangan ini. Jadi saya meminta Anda semua yang mendukung saya untuk pergi dan memastikan bahwa pemilu berjalan aman. Kita tahu masalah besar di negeri ini dan tak seorang pun ingin membicarakannya," kata Trump seperti dilansir Thinkprogress, Selasa 8 November 2016.
Menurut dia, akan ada kecurangan dalam pemilu yang menunjukkan bahwa ini akan menjadi salah satu "cara neraka" untuk membuatnya kalah. "Pergi ke daerah tertentu dan pastikan bahwa orang lain tidak datang dan memilih sebanyak lima kali. Ini tidak wajar," ujarnya.
Beberapa negara bagian seperti Detroit dan Philadelphia merupakan daerah dengan populasi besar pemilih berkulit hitam, di mana Trump tidak mungkin meraih banyak dukungan. Dalam hal ini, Partai Republik bahkan meraih nol persen suara di Detroit.
Meskipun skandal atau kasus penyelewengan pemilu hampir tidak pernah terjadi di AS, Trump terus-menerus membuat momok yang menyebut akan ada surat suara palsu selama pemilu.
Retorika ini pun berdampak di kalangan pemilih Partai Republik. Sebuah jajak pendapat yang dirilis akhir pekan lalu menemukan bahwa hampir setengah dari pendukung Trump tidak percaya bahwa penghitungan suara akan dihitung secara akurat dalam pemilihan ini.
Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan
Mantan Presiden AS Donald Trump dan dua anaknya dipanggil pengadilan karena diduga memperoleh keringanan pajak dan pinjaman melalui penilaian aset yang curang
