Muslim dan Yahudi Amerika Bersatu Lawan Diskriminasi

Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Segar

VIVA.co.id – Perjuangan untuk memastikan agar hak-hak minoritas Amerika tidak diabaikan atau dilanggar selama kepemimpinan Donald Trump telah dimulai. Dua organisasi tingkat tinggi yang mewakili Muslim dan Yahudi Amerika telah mengumumkan rencana untuk bersatu, dan membentuk sebuah dewan lintas agama sebagai "barikade" terhadap penganiayaan agama dan diskriminasi.

Erdogan dan Gelar Salahuddin Baru, Misi Bebaskan Al-Aqsa dari Israel

Dilansir Independent, Kamis 17 November 2016, pengumuman ini datang dari berbagai kelompok minoritas Amerika termasuk komunitas agama, yang khawatir akan adanya diskriminasi lebih lanjut dan intimidasi terhadap masyarakat.

Dewan Pertimbangan Muslim-Yahudi ini akan mencakup beberapa tokoh dari kedua agama di antaranya Joe Lieberman, seorang mantan Senator Demokrat dan calon wakil presiden, juga Norm Coleman yang merupakan mantan Senator Republik. Selain itu, ada juga Farooq Kathwari seorang pengusaha interior Ethan Allen, dan penulis sekaligus aktivis Rabia Chaudry.

Pemukim Yahudi Paksa Masuk Masjid Al Aqsa Dikawal Polisi Israel

Pembahasan peluncuran dewan baru ini sebenarnya telah dimulai beberapa bulan lalu oleh anggota Masyarakat Islam Amerika Utara dan Komite Yahudi Amerika. Meski demikian, mereka menolak pembentukan dewan ini didasari atas dasar terpilihnya Trump sebagai presiden.

"Ini bukan reaksi terhadap pemilu. Kami melihat perlu dibangunnya hubungan strategis untuk dua komunitas ini datang bersama-sama," kata Bob Silverman, Direktur Hubungan Muslim-Yahudi di AJC.

Jenderal Negara Islam Telah Tunduk pada Israel, Palestina Dalam Bahaya
Source : Republika

Presiden Israel: Yahudi dan Muslim Ditakdirkan Hidup Bersama

Presiden Israel Reuven Rivlin mengatakan Yahudi dan Muslim, Israel dan Palestina semuanya adalah anak-anak Ibrahim.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2020