Shuttle Diplomacy RI, Myanmar-Bangladesh Bahas Rohingya

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA.co.id – Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar, Kyaw Tin, akan berkunjung ke Dhaka, Bangladesh, dalam upaya misi kemanusiaan terhadap etnis Muslim Rohingya. Kedua negara akan memulai pembicaraan tingkat atas di Bangladesh.

Terungkap! 7 Negara Ini Punya Paspor "Terlemah" di Dunia, Sering Ditolak Masuk Negara Lain!

Kegiatan ini merupakan kunjungan diplomatik Myanmar terhadap Bangladesh demi mengatasi tantangan terbesar pemerintahan Aung San Suu Kyi, menyelesaikan krisis Rohingya.

Menyikapi hal ini, pemerintah Indonesia mengatakan, bahwa langkah tersebut merupakan salah satu hasil dari shuttle diplomacy yang dilakukan Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, pada akhir Desember 2016.

5 Angkatan Laut dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara, Posisi Indonesia Mencengangkan

Saat itu, Retno melakukan pertemuan maraton dengan pemimpin Myanmar dan Bangladesh.

"Shuttle diplomacy ini yang akhirnya membuka komunikasi antara kedua negara. Dari laporan yang kami terima dari pembahasan utusan khusus Myanmar dan Bangladesh, sudah dimulai pembahasan mengenai solusi untuk menangani masalah Rakhine dan pengungsi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Kamis, 12 Januari 2017.

Tinggal Lama di Lampung Secara Ilegal, WNA Asal Bangladesh Terancam 5 Tahun Bui

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah konkrit dan kontribusi kepada Myanmar, selain bantuan yang diberikan. Beberapa waktu lalu, Indonesia telah mengirimkan 10 kontainer bantuan pangan, selain bantuan pendidikan yang bersifat inklusif dan pembangunan gedung sekolah.

"Kita juga nantinya akan ada kerja sama pelatihan untuk Kepolisian Myanmar, sehingga hal yang bersifat pelanggaran hak asasi manusia dapat diminimalisir. Kita akan terus menjalin hubungan baik dengan Myanmar," ujar Arrmanatha.

Diberitakan sebelumnya, setidaknya 22 ribu orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dari Myanmar selama sepekan terakhir. Hingga 5 Januari lalu, diperkirakan 65 ribu orang telah tinggal di kamp-kamp, pemukiman darurat dan komunitas masyarakat di Coz Bazaar, Bangladesh Selatan.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya