- Viva.co.id/Afra Augesti
VIVA.co.id – Keberadaan negara-negara middle powers semakin diperhitungkan. Indonesia mulai masuk dalam peran tersebut..
The Habibie Center bekerja sama dengan Perwakilan Kanada untuk ASEAN menyelenggarakan dialog Talking ASEAN dengan tema "Middle Power Possibilities at a Moment of Turbulence in the Asia-Pasific", Senin 13 Februari 2017 di hotel Fairmont, Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya, Duta Besar Kanada untuk ASEAN Marie-Louise Hannan mengatakan Talking ASEAN kali ini bertujuan untuk memahami apa yang disebut sebagai middle powers atau kekuatan menengah, memahami peran dari negara-negara middle powers, mengidentifikasikan tantangan dan hambatan yang dimiliki negara middle powers, dan mempromosikan norma-norma yang menjadi dasar (rule-based order) dalam konteks ASEAN.
"Beberapa negara di kawasan Asia Pasifik telah mengambil peran sebagai Middle Power untuk mengatasi ketegangan yang muncul agar menuju rule-based order yang inklusif. Mereka adalah Kanada, Australia, Korea Selatan, adakalanya juga Jepang, Indonesia, dan ASEAN," ujar Dubes Marie-Louise.
"Apakah negara-negara seperti Indonesia, Kanada, dan kelompok regional seperti ASEAN dapat dikategorikan sebagai middle powers?" katanya melanjutkan.
"Kita harus memahami peran yang dapat diisi oleh negara-negara tersebut dalam konteks politik global kontemporer dengan fokus khusus pada Trump dan Amerika, serta meningkatnya pengaruh Tiongkok," paparnya.
Dalam periode yang penuh ketidakpastian ini, kata Dubes Marie-Louise, keberadaan middle power dianggap semakin penting. Dialog ini juga memfokuskanbpada kesempatan dan tantangan yang muncul akibat pergeseran kekuatan penyeimbang, pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat, serta kepemimpinan Trump terhadap Amerika Serikat.
Tantangan Indonesia Sebagai Ketua ASEAN 2023
Ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi Indonesia agar berhasil menjalankan perannya sebagai ketua ASEAN 2023.
