- BBC/Koleksi Keluarga Mohammad Amin
VIVA.co.id – Pria transgender asal Pakistan meninggal di tahanan polisi Arab Saudi usai terjaring penggerebekan di sebuah pesta di Kawasan Riyadh, Arab Saudi. Pria bernama Mohammad Amin tersebut meninggal dengan masih menggunakan pakaian perempuan, perhiasan, dan riasan wajah. Di kalangan teman-temannya di Riyadh, dia dikenal dengan nama Meeno Baji.
Dilansir BBC.com, Meeno Baji ditangkap bersama 34 orang lainnya dan dijebloskan ke penjara Azizia, karena hukum di Arab Saudi melarang adanya LGBT termasuk transgender. Namun, dia meninggal pada malam itu juga karena diduga mendapatkan penganiayaan dari polisi, yang membuatnya terkena serangan jantung.
Namun, otoritas Arab Saudi membantah adanya penganiayaan tersebut. Meeno disebutkan terkena serangan jantung tak lama setelah dia ditangkap. Terkait kasus ini, keluarga Meeno dan aktivis transgender melihat sisi lain Meeno yang dinilai tak pantas diperlakukan demikian.
Meeno lahir di Berikot, Pakistan pada 1957. Dia berasal dari keluarga pebisnis. Setelah dewasa, dia sempat membuka toko jahitan di Pakistan. Di Pakistan diketahui bahwa LGBT dilarang. Meeno kemudian menikah pada tahun 1980-an dan sepuluh tahun kemudian berangkat ke Arab Saudi untuk bekerja. Di sana, dia membuka toko jahitan dan butik perempuan.
Namun, di mata keluarga, Meeno adalah figur yang bertanggung jawab. Dia memiliki empat putra dan lima putri. Menurut keluarganya, meskipun mereka harus menutupi aib bahwa Meeno menjadi transgender di Arab, kepala keluarga tersebut tak pernah lupa mengirimkan biaya hidup bagi istri dan anak-anaknya.
Sar Zameen, salah satu putra Meeno mengatakan, dia bahkan dimasukkan ke sekolah paling mahal dan paling bagus oleh sang ayah sebelum Meeno bertolak ke Arab Saudi. Namun, hukum tak berpihak kepada Meeno. Bahkan dia, sekalipun sudah meninggal, oleh pemerintah Pakistan masih dituntut secara hukum karena telah menjadi transgender.
Meeno disebut telah melanggar hukum moralitas.