Pemimpin ISIS Asia Tenggara Diduga Masih di Marawi

Tentara Filipina di Marawi City.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Isnilon Hapilon, pemimpin ISIS di Asia Tenggara, diyakini masih berada di Kota Marawi, Filipina. Selama beberapa minggu terakhir kota ini masih dalam pengepungan militer Filipina.

Kisah Ngeri Pastor yang Disekap Isis dan Dipaksa Bikin Bom

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dalam pernyataannya mengatakan, Hapilon yang merupakan teroris internasional saat ini kemungkinan besar sedang bersembunyi di sebuah masjid di kota di distrik Mindanao.

"Menurut informasi terbaru kami, dia (Hapilon) masih berada di dalam Marawi. Ada informasi yang kami dapatkan pagi ini bahwa dia bersembunyi di salah satu masjid di Marawi. Kemungkinan besar info ini benar," kata Lorenzana, seperti dikutip Asian Correspondent, Senin 3 Juli 2017.

Tiga Kapal Terbalik di Laut Filipina, 11 Orang Tewas

Lorenzana memastikan informasi tersebut kemungkinan besar akurat, karena Hapilon sampai saat ini belum kembali ke tempat tinggalnya di Pulau Basilan. Informasi ini diperolehnya dari pasukan militer yang bertugas di Marawi.

Sebelumnya dikabarkan Hapilon telah berhasil ke luar dari Marawi. Ia kabur di tengah konflik yang tengah berlangsung. Pemerintah Filipina pun menilai Hapilon sebagai "pengecut" lantaran meninggalkan rekan-rekannya di tengah pertempuran.

Orang Barat Dituding Sebabkan Peningkatan Video Seks Anak di Filipina

Namun klaim ini bertentangan dengan adanya kekhawatiran akan kampanye yang lebih luas di seluruh Filipina, yang diberdayakan oleh pejuang asing dan akses terhadap persenjataan berat.

Nama Isnilon dikenal lantaran perannya dalam penculikan 20 sandera dari sebuah resor di Filipina pada tahun 2001 lalu. Korban termasuk tiga warga negara AS, di mana satu diantaranya dipenggal kepalanya.

Pada tahun 2002, Departemen Kehakiman Amerika menyiapkan hadiah sebesar US$5 juta, bagi siapa saja yang bisa menangkapnya. Sementara itu pada awal Juni, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan hadiah US$200 juta bagi siapa yang bisa menangkap Hapilon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya