Ikut Kontes Robot di AS, Enam Remaja Hilang

Remaja Burundi peserta kontes robot hilang di AS
Sumber :
  • Metropolitan Police Department/Handout via REUTERS

VIVA.co.id – Enam remaja dari tim robotika asal Burundi dilaporkan hilang setelah mengikuti kompetisi internasional di Washington, Amerika Serikat. Polisi setempat mengatakan, dua di antaranya diduga memasuki Wilayah Kanada.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Dilansir laman Reuters, Jumat 21 Juli 2017, empat remaja pria dan dua remaja wanita tersebut terakhir terlihat pada Selasa sore lalu ketika kontes robotika berakhir di FIRST Global Challenge. Untuk melakukan penyelidikan, pihak berwenang telah mengumumkan foto enam remaja tersebut.

Menurut juru bicara polisi District of Columbia, Margarita Mikhaylova, dua remaja di antaranya bernama Audrey Mwamikazi (17 tahun) dan Don Ingabire (16 tahun) terlihat melintasi perbatasan Amerika Serikat menuju Kanada.

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

"Kami tidak melihat adanya indikasi sesuatu yang negatif. Tepi kami akan terus menyelidiki kasus ini," kata Mikhaylova.

Sementara itu, Badan Layanan Perbatasan Kanada mengatakan pihaknya juga belum bisa mengkonfirmasi bahwa kedua remaja tersebut memasuki Kanada. Tim siswa remaja dari lebih dari 150 negara ikut serta dalam kompetisi robotik yang dirancang untuk mendorong minat di bidang matematika dan teknologi ini.

Pria Berjanggut Merampok Bank, Sebar Uang, dan Teriak 'Selamat Natal'

Baru-baru ini, satu tim dari Afganistan menarik perhatian media pada saat Presiden Donald Trump sampai turun tangan ketika visa mereka sempat ditolak pihak Imigrasi AS.

Sementara Kedutaan Besar Burundi di Washington melalui email mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang kontes robotika maupun kehadiran tim dari negaranya.

Burundi merupakan negara yang telah lama mengalami perang sipil dan konflik. Konflik di Burundi diketahui telah menewaskan setidaknya 700 orang dan memaksa 400 ribu warga terpaksa meninggalkan kotanya sejak tahun 2015. Hal itu terjadi ketika Presiden Pierre Nkurunzi menyatakan mencalonkan diri untuk periode ketiga. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya