Wakil Korut di PBB: Perang Nuklir Bisa Terjadi Kapan Saja

Salah satu rudal Korea Utara dengan nama Mars-12 saat diluncurkan. Namun tak diketahui persis, kapan rudal itu diluncurkan.
Sumber :
  • Reuters/KCNA

VIVA.co.id – Wakil Korea Utara di PBB memperingatkan terjadinya perang nuklir. Ia menyampaikan ancaman tersebut saat sidang umum PBB.

Negara Sahabatnya Diserang Teroris, Kim Jong Un: Korea Utara Bersama Rusia

"Situasi di Semenanjung Korea saat ini telah mencapai titik sentuh, dan perang nuklir dapat terjadi kapan saja," ujar Kim In Ryong di hadapan Komite Perlucutan Senjata di Sidang Umum PBB, Senin, 16 Oktober 2017.

Korea Utara, Kim menambahkan, adalah satu-satunya negara di dunia yang telah mengalami ancaman nuklir ekstrem dan langsung dari Amerika Serikat sejak tahun 1970an. Kim menegaskan, negaranya memiliki hak untuk memiliki senjata nuklir untuk membela diri.

PM Jepang Berencana Perbaiki Hubungan dan Bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

Dia menunjuk pada latihan militer skala besar yang digelar setiap tahun dengan menggunakan aset nuklir. Kim juga menyinggung hal yang menurut negaranya paling berbahaya adalah rencana AS untuk melakukan 'operasi rahasia' yang bertujuan untuk menyingkirkan kepemimpinan tertinggi mereka.

Diberitakan oleh Washington Post, 16 Oktober 2017, Kim mengatakan tahun ini Korea Utara telah menyelesaikan 'kekuatan nuklir' mereka, dan dengan demikian mereka memiliki kekuatan nuklir penuh yang memiliki sarana pengiriman berbagai jenis, termasuk bom atom, bom Hidrogen dan rudal balistik antarbenua.

Korea Selatan Yakin Putri Remaja Kim Jong Un Akan Jadi Penerus sang Diktator

"Seluruh daratan utama AS berada dalam jangkauan tembak kami dan jika AS berani menyerang wilayah suci kami bahkan satu inci pun, tidak akan lolos dari hukuman berat kami di belahan dunia mana pun," ujarnya memberi peringatan.

Pidato Kim disampaikan menyusul meningkatnya ancaman antara Korea Utara dan Amerika Serikat, serta jatuhnya sanksi PBB yang terus menyulitkan Korea Utara.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya telah membatasi hubungan ekonomi, ilmiah dan lainnya dengan Korea Utara sesuai dengan sanksi PBB.  Uni Eropa juga mengumumkan sanksi baru kepada Pyongyang yang terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya