3 Murid TK Diperkosa Kepala Sekolah, Publik Mesir Meradang

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa

VIVA – Seorang kepala sekolah taman kanak-kanak swasta di Mesir, dirujuk untuk diinvestigasi. Ia dituduh melakukan kekerasan seksual pada tiga siswinya. Pengungkapan kasus itu menimbulkan kemarahan besar di Mesir.

Ucapan Gila Pelaku Pemerkosaan Siswi SMP di Lampung: Mati Tinggal Buang

Aksi bejat kepala sekolah itu ketahuan, setelah seorang anak yang menjadi korban mengadu pada orangtuanya.

Peristiwa itu, saat ini dalam penanganan Kementerian Pendidikan. Diberitakan oleh Al Arabiya, Sabtu 4 November 2017, korban berjumlah tiga orang, dua orang anak perempuan dan satu korban adalah anak laki-laki.

Guru Ngaji asal Probolinggo Perkosa Muridnya Hingga Hamil 3 Bulan, Terancam 15 Tahun Penjara

Kepada media di Mesir, ibu korban bercerita, ia memperhatikan perubahan sikap yang terjadi pada anaknya dan terjadinya infeksi di sekitar area anal bocah tersebut. Ia membawa anaknya ke dokter dan laporan medis menyebutkan, ada beberapa luka di sekitar area anal anak tersebut.

Belakangan dua anak perempuan mengadukan masalah yang sama. Kedua anak itu bercerita, kepala sekolah mereka sebagai pelakunya. Anak-anak itu bertutur, kepala sekolah mengunci mereka di dalam perpustakaan dengan janji akan mengajarkan mereka belajar karate.

Geger Wanita Perkosa 2 Remaja Laki-laki Usai Bertengkar dengan Suami

"Ia lalu meminta anak-anak tersebut melepaskan bajunya dan melakukan kekerasan seksual pada mereka," ujar salah seorang orangtua seperti dikutip dari Al Arabiya.

Polisi sudah menangkap kepala sekolah bejat tersebut dan masih melakukan penyelidikan untuk membuktikan kasus yang menggemparkan itu. Menurut penjelasan polisi, pelaku menolak tuduhan tersebut dan mengatakan tak mungkin ia melakukan hal itu, dan mengunci mereka di perpustakaan adalah caranya untuk menegakkan disiplin.

Sejumlah orangtua memutuskan mengeluarkan anak mereka dari sekolah tersebut hingga hasil penyelidikan disampaikan. Tetapi, pihak sekolah mengatakan melalui Facebook mereka, proses belajar mengajar akan tetap berjalan normal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya