Diminta Pulangkan Pengungsi, Pilot Tolak Terbangkan Pesawat

Pesawat Lufthansa di Bandara Internasional Frankfurt
Sumber :
  • REUTERS/Kai Pfaffenbach

VIVA – Sejumlah pilot di Jerman membatalkan lebih dari 220 penerbangan karena menolak digunakan untuk mendeportasi pencari suaka yang ditolak. Kebanyakan pilot yang menolak mengatakan, mereka tak ingin ambil bagian dalam proses pemulangan kembali orang-orang tersebut ke Afghanistan, di mana kekerasan masih terus terjadi selama bertahun-tahun dan masih terjadinya pendudukan kekuatan Barat.

Alasan Kemanusiaan, Pilot Israel Tolak Pulangkan Imigran

Merujuk pemerintah Jerman, penolakan tersebut terjadi sepanjang Januari hingga September 2017. Lebih dari 140 penolakan terjadi di bandara Frankfurt, sedangkan penolakan lain terjadi di bandara Cologne dan Bonn. Beberapa penerbangan yang dibatalkan itu dari perusahaan penerbangan Lufthansa dan perusahaan Eurowings.

Juru bicara Lufthansa Michael Lamberty mengatakan kepada surat kabar Westdeutsche Allegeimeine Zeitung dan dikutip oleh Independent, keputusan untuk tak membawa penumpang yang dideportasi itu murni keputusan pilot. Tapi keputusan itu diambil berdasarkan kasus per kasus.

Lufthansa Uji Coba Internet Broadband di Pesawat

"Jika pilot mendapat kesan bahwa keselamatan penerbangan dapat terpengaruh, dia harus menolak pengangkutan penumpang," ujar Lamberty.

Ia menambahkan, Jika petugas keamanan di bandara memiliki beberapa informasi sebelumnya yang mengindikasikan bahwa situasi dapat meningkat selama proses deportasi, mereka bisa memutuskan terlebih dahulu untuk tidak membiarkan penumpangnya naik.

Diancam Bom, Lufthansa Mendarat Darurat

Jerman memproses lebih banyak aplikasi suaka daripada 27 negara Uni Eropa lainnya. Badan statistik Eropa Eurostat mengatakan, bahwa Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) memutuskan 388.201 kasus suaka dalam enam bulan pertama tahun 2017.

Satu penolakan serupa diketahui terjadi di Inggris pada awal tahun ini. Saat itu pilot British Airways menolak untuk lepas landas karena ada seorang penumpang bernama Samim Bigzad berada di dalam pesawatnya.

 Bigzad, seorang Afghanistan, menghadapi deportasi ke kota di mana Taliban telah mengancam akan membunuhnya."Anda tidak akan membawanya. Hidupnya berisiko, dan saya tidak terbang," kata pilot itu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya