Mengapa Yerusalem Begitu Penting bagi Dunia

Seorang perempuan warga Palestina berdoa dengan latar Kubah Shakrah atau Dome of the Rock di Yerusalem.
Sumber :
  • REUTERS/Ammar Awad

VIVA – "Sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Trump di Gedung Putih, Rabu, 6 Desember 2017.

Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal

Presiden Amerika Serikat ini memang sejak awal masa kampanye pada pemilihan presiden sudah beberapa kali menyuarakan akan memindahkan Kedutaan Besar AS di Tel Aviv ke Yerusalem.

Dan sekarang janji kampanye Donald Trump itu terbukti. "Jika presiden sebelumnya hanya membuat janji besar kampanye dan gagal menepati, hari ini saya menepatinya," kata Trump.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

Sejak 69 tahun lalu, ketika negara Israel didirikan, Yerusalem terbagi dua. Kawasan baratnya dikuasai Israel, dan bagian Timurnya di bawah pengawasan aliansi Yordania-Arab.

Donald Trump menyatakan dukungannya untuk Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Kegagalan Hukum Internasional dalam Menghadapi Kejahatan Perang Israel

FOTO: Presiden AS Donald Trump menunjukkan persetujuannya menunjuk Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Rabu (6/12/2017)/REUTERS/Kevin Lamarque

Hingga kemudian pada tahun 1967, atau 19 tahun usai berdirinya Israel, negara ini berhasil mencaplok kawasan Timur Yerusalem dan langsung mendeklarasikannya.

Namun demikian, klaim itu tak mendapat respons masyarakat internasional. Yerusalem, kota dengan simbolis penting bagi umat Yahudi, Kristen dan Islam itu tetap dalam status terbuka bagi siapa pun.

Jalur perdamaian menjadi satu-satunya harapan, agar kota yang telah diperebutkan berabad-abad itu tetap ada dan tak diklaim siapa pun.

Kaum Ultra-Orthodox Yahudi memandang Kubah Shakrah di Kota Tua Yerusalem

FOTO: Kaum Ultra-Orthodox Yahudi memandang Kubah Shakrah di Kota Tua Yerusalem/REUTERS/Oleg Popov

Atas itu, mahfum kemudian ketika AS mengumumkan bahwa itu milik Israel, maka ini ibarat menguak luka lama yang telah bersemayam di tanah Yerusalem.

"Langkah ini akan total menghambat bahkan merusak perdamaian di kawasan. Konflik baru justru akan muncul yang menyisakan masalah yang makin pelik," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdaq.

Di luar itu, Yerusalem memang telah menjadi kota 'mistis' bagi siapa pun. Sejarah berabad yang tertinggal di Yerusalem, menjadi dasar penting bagi penganut Islam, Yahudi, dan Kristen.

Seorang penganut Yahudi berdiri di tembok barat kota tua Yerusalem

FOTO: Seorang penganut Yahudi berdiri di tembok barat kota tua Yerusalem/REUTERS/Damir Sagolj

Bukit Suci yang ada di Kota Lama Yerusalem, menaungi Masjid Al Aqsha milik umat Islam dunia setelah Mekah dan Madinah. Di mata penganut Yudaisme, bukit itu dikenal sebagai Bukit Zaitun yang telah dibangun sejak masa putra nabi Daud pada tahun 957 sebelum masehi. Lalu, di lain sisi di mata umat Kristen, Yerusalem adalah tempat berdirinya Kuil Tuhan.

Penganut agama Kristen memegang simbol salib di Kota Tua Yerusalem/REUTERS/Ammar

FOTO: Penganut agama Kristen memegang simbol salib di Kota Tua Yerusalem/REUTERS/Ammar Awad

Ya, suka tidak suka, Yerusalem memang menjadi Tanah Suci. Atas itu, ia tak berhak diakui siapa pun sebagai pemiliknya. "Yerusalem adalah milik Muslim, Kristen, bahkan Yahudi," ujar Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya