Muslim dan Kristen Palestina: Kami Satu Melawan Trump

Menikmati Kota Suci Yerusalem
Sumber :
  • REUTERS/Baz Ratner

VIVA – Tak berselang lama sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, protes massa langsung terjadi di Palestina. Protes bahkan berujung ricuh terjadi di Jalur Gaza.

Acara Met Gala Berlangsung, Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Penuhi Jalanan New York

Hal yang sama juga terjadi di berbagai negara. Demonstrasi memprotes Donald Trump berlangsung di depan Kedubes AS seperti di Jakarta, Amman, Kairo, Ankara, Kuala Lumpur dan sejumlah ibu kota negara lainnya.

Protes dan aksi massa belum berhenti hingga saat ini. Warga Palestina di Yerusalem masih mengecam aksi sepihak tersebut. AS diketahui akan segera memindahkan Kedubes untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Israel Bombardir Rafah, Puluhan Warga Gaza Tewas

Dilansir laman Reuters, warga dari berbagai agama termasuk Kristen dan Islam mengingatkan bahwa sikap Trump membahayakan, tak hanya bagi muslim karena Yerusalem menjadi situs suci bagi Yahudi, Kristen dan Islam.

Pada hari Minggu kemarin, warga Kristen dari Gereja Katolik Assyrian juga turut mengecam tindakan Trump.

AS dan Israel Kembali Berdiskusi Tentang Evakuasi di Gaza Selatan

"Kami satu, baik Muslim maupun Kristen, kami bersatu," kata pemusik Palestina bernama Fredrick Hazodi kawasan Old City di Yerusalem.

Hazodi diketahui selalu ikut memprotes kekerasan yang dilakukan tentara Israel termasuk saat melakukan pembatasan memasuki masjid Al-Aqsa termasuk ikut dalam aksi protes terhadap Trump saat ini. 

Diketahui, warga Kristen dan Katolik di Palestina, Tepi Barat dan Yerusalem bagian timur tak lebih dari dua persen. Selain itu sebagian kecil warganya juga ada yang beragama Samaria dan Druze.

"Di tempat suci ini, Tuhan melindungi kita. Malaikat-malaikatnya yang menjadi tameng kita di Yerusalem," kata pria berusia 59 tahun tersebut. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya