Begini Rencana Sekretaris Pribadi Bunuh Bos Roti Asal Taiwan

Tersangka pembunuhan bos roti asal Taiwan
Sumber :
  • VIVA / Foe Peace

VIVA – Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menggelar reka ulang adegan atau rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap bos roti asal Taiwan, Hsu Ming Hu. Detik-detik pembunuhan tersebut diperagakan empat tersangka yang telah dicokok, di Markas Polda Metro Jaya dan di Cikarang, Bekasi.

Minta Uang Buat Bayar Utang dan Cicilan Motor, Fitri Tewas di Tangan Mantan Suami

"Rekonstruksi dilaksanakan dengan melakukan empat adegan di mana empat adegan ini fokus ke perencanaan para pelaku," kata Kepala Unit 5 Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Polisi Rulian Syauri di Markas Polda Metro Jaya, Kamis, 13 Agustus 2020.

Baca juga: PA 212 Pertanyakan Logo HUT RI Mirip Salib

Ketika Santet Gagal, Pembunuh Bayaran Akhirnya Dipilih Novi untuk Eksekusi Mertua

Dia menjelaskan, perencanaan pembunuhan pertama kali dilakukan di sebuah rumah makan di wilayah Cikarang, Bekasi. Begitu pun pertemuan kedua, juga dilakukan di tempat yang sama.

"Perencanaan ketiga dilaksanakan di salah satu kantor tersangka. Kemudian perencanaan pembunuhan keempat dilaksanakan di pul truk," katanya.

Kronologi Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Korban Dieksekusi dengan Blencong

Sebelumnya diberitakan, Hsu Ming Hu yang tinggal di kawasan elite Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, diduga menjadi korban pembunuhan. Warga Taiwan itu sempat dilaporkan hilang oleh karyawannya.

Jasad ditemukan sebagai orang tak dikenal di Kali Subang, Jawa Barat, pada 26 Juli 2020. Bos roti di Bekasi itu diduga sudah dibunuh beberapa hari sebelumnya. Sejauh ini sedikitnya sudah empat orang dicokok. Namun, masih ada lima orang yang buron.

Empat orang itu adalah SS, FI alias FT, AF, dan SY. Di mana diketahui pelaku utama kasus ini adalah sekretaris pribadi korban SS. Motif tersangka membunuh korban karena sakit hati sudah dihamili korban namun disuruh mengugurkan kandungannya. Kemudian, motif lainnya karena mau menguasai aset korban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya