Curhatan Pelaku Mutilasi Laeli Atik, Pengecut hingga Membunuh

Rekonstruksi Mutilasi di Apartemen Mansion Pasar Baru
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Latar belakang Laeli Atik Supriyatin, salah satu tersangka kasus mutilasi Rinaldy Harley Wismanu, ternyata banyak hal yang mengejutkan. Termasuk kemampuan Laeli Atik Supriyatin dalam menulis. Gadis 27 tahun ini ternyata punya blog pribadi dan telah menulis beberapa artikel.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

Dari penelusuran rekam jejak digital Laeli Atik Supriyatin, rupanya ia sempat aktif menulis di blog pribadinya. Tercatat ada tiga tulisan dengan tema yang berbeda-beda. Namun yang menarik adalah tulisan pertamanya yang berjudul 'Bangsa Viking dan Optimisme Gue' yang dipublish pada 20 Januari 2016. 

Kenapa menarik? Ya, tulisan pertama yang diunggah Laeli Atik beberapa tahun lalu memang cukup menarik. Selain berisi curhatan kondisinya saat itu, ia juga menuliskan perumpamaan tetang pilihan hidupnya. Termasuk sejarah Bangsa Viking yang menurutnya menjadi pedomannya saat itu.

Gara-gara Chat Mesum, Pria di Medan Tusuk Selingkuhan Istri hingga Tewas

Laeli Atik Supriyatin

Nah berikut tulisan lengkap Laeli Ali dalam blog pribadinya:

12 Jaksa Bakal Ungkap Skenario 'Licin' Yosep Subang Bunuh Istri dan Anak 

Bangsa Viking dan Optimisme Gue

Gue adalah korban dari optimisme gue sendiri selama bertahun-tahun. Mulai tahun 2012 gue mulai banyak mengalami kegagalan. Gue selalu berfikir mungkin Tuhan lagi negur gue atas kesalahan-kesalahan yang gue lakuin. Mungkin Tuhan pengen gue belajar dari kegagalan gue. Mulai tahun 2012 optimisme gue dalam hidup mulai menghilang, gue gak pengen apa-apa, terkadang gue bangun dari kasur dan tiba-tiba berkata ”oh gue masih hidup, hari ini gue mengalami apalagi ya” gue gamau mengalami berbagai nasib buruk yang menimpa lagi, gue gaberani menatap hari-hari yang akan gue alami nantinya lalu gue memilih buat tidur lagi berjam-jam kadang seharian.

Gue adalah korban optimisme gue yang overdosis. Tapi tanpa optimisme gue merasa gak semangat menjalani hari-hari yang gue lewati.

”Seorang pengecut percaya ia akan hidup selamanya bila ia tetap bersembunyi ketika berada di medan peperangan, Namun di masa tuanya ia tidak akan merasakan kedamaian meski tombak tidak mengenainya” – Hávamál

Barangkali syair tua zaman Viking tersebut sedikit merubah gue yang mulai kehilangan optimisme dalam hidup. Gue merupakan pengecut yang sering meghindar dari masalah-masalah yang gue hadapi, terhadap mimpi-mimpi gue, gue terlalu takut untuk gagal ataupun bermasalah dengan orang lain. Gue selalu inget suatu kalimat dalam buku : “ada satu hal yang ikut hilang ketika orang-orang meninggal, impian mereka. impian untuk melakukan hal lain dalam kehidupan, kepenatan yang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari disebabkan kenyataan sederhana bahwa sebagian besar dari kita sebenarnya memilih untuk melakukan hal lain ”.

Menurut bangsa Viking, surga (Valhalla) adalah tempat bagi orang-orang yang menunjukan keberanian didunia. Dengan pemikiran tersebut bangsa Viking kuno gak mau mengalami kematian yang disebabkan oleh usia tua dan bukan karena berperang, sehingga meskipun bangsa Viking gak mewariskan monumen, bangunan, kuil, gereja, kota, kebangsaan, kelompok etnik, dan masakan khas tertentu namun mereka terkenal karena keberaniannya mengarungi samudra dengan perahu kecil yang membinasakan, menjarah, merampok, membunuh dengan kejam dan aksi lainnya mereka lakukan dengan berani.

Hidup memang seperti roda yang berputar kadang diatas dan kadang dibawah tapi kalau kita gak berusaha jangan-jangan roda itu akan lambat dalam bergerak atau malah jangan-jangan ada hal yang membuat roda itu gak bisa berputar. Keberanian bangsa Viking membuat gue sedikit lebih berani atas pilihan yang gue pilih. Hidup bukanlah sandiwara, bukan pula gladi resik, gak ada satu hal yang bisa diraih tanpa melibatkan resiko. Hidup didunia cuma sekali, apakah gue akan menyesal atas pilihan gue pilih ketika gue tua nanti ?

Rekonstruksi Mutilasi di Apartemen Mansion Pasar Baru

Selain tulisan tentang budaya Bangsa Viking, Laeli Atik Supriyatin kembali menulis dua artikel. Yang kedua berjudul ‘Cara Tuhan Menyapa Manusia’ yang dipublishnya pada Maret 2016. Dan yang terakhir ia menulis tentang ‘Berbicara Cinta’ yang dipublish pada Maret 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya