Puluhan Warga Gatal-gatal dan Satu Tewas karena Air Diduga Tercemar

Warga gatal-gatal diduga akibat terpapar air tercemar di Kabupaten Tangerang
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Sebanyak 54 warga dilaporkan terserang penyakit kulit gara-gara diduga air tercemar limbah berbahaya di Kabupaten Tangerang, Banten. Warga yang terpapar langsung air berwarna kuning itu rata-rata langsung gatal-gatal dan terasa panas.

Berawal Saling Sindir, Richard Lee dan Kartika Putri Memanas Lagi

Kelima puluh empat warga Kampung Picung, Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, itu tak tahu persis sebab air di permukiman mereka berwarna kekuningan. Namun mereka memperkirakan itu gara-gara tercemar bahan kimia dari bekas gudang kimia, sekitar seratus meter dari permukiman.

Warga tak punya pilihan lain selain mengonsumsi air itu, meski sebatas untuk mencuci dan sesekali mandi. Mereka terpaksa membeli air mineral kemasan galon untuk minum atau kepentingan memasak makanan.

Dicibir Richard Lee saat Sakit Kulit, Kartika Putri: Dia Orang Berpendidikan Kan?

"Ini airnya kalau kena kulit pertama gatal, terus panas dan enggak lama langsung merah-merah," kata Robiah (36 tahun), seorang warga yang juga korban air tercemar itu, memperlihatkan kondisi kulit tubuhnya kepada wartawan saat ditemui pada Jumat, 12 Oktober 2018.

Air berwarna kekuningan yang diduga tercemar limbah bahan kimia di Tangerang.

Sembuh dari Penyakit Kulit, Kartika Putri Balas Netizen yang Sebut Dirinya Kena Azab

Menurut Robiah, penyakit kulit yang menyerang warga sekitar itu sejak tujuh tahun terakhir. Masyarakat sudah berkali-kali mengadukannya kepada aparat pemerintah setempat tetapi belum ada tindakan apa pun yang mengubah kondisi itu. Warga terpaksa tetap menggunakan air itu meski sudah tahu risikonya.

Bahkan, katanya, penyakit kulit seperti gatal-gatal itu juga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dua tahun lalu. Warga berusia 50 tahun itu wafat setelah penyakit kulit yang dideritanya tak kunjung sembuh setahun terakhir.

Warga lain, Agus, mengaku memang sudah ada upaya pengobatan dari Puskesmas setempat. Setiap bulan ada petugas yang memeriksa kesehatan warga. Tapi masalah air belum ada solusi apa pun dari pemerintah. "Kalau tidak ada air bersih kami terpaksa tetap pakai air ini," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya