Peringati Tiga Tahun Kejadian, Korban Bom Thamrin Berkumpul

Korban bom Thamrin berkumpul memperingati tiga tahun kejadian tersebut.
Sumber :
  • VIVA/Rifki Arsilan

VIVA – Belasan korban bom MH.Thamrin yang tergabung dalam Komunitas Sahabat Thamrin hari ini berkumpul di sekitar Jalan MH.Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka berkumpul memperingati tiga tahun peristiwa naas yang menimpa dirinya. 

Salah Satu Terduga Teroris yang Ditangkap di Bekasi Aktor Bom Thamrin

Salah satu korban Bom Thamrin, Dwi Siti Rhomdoni menyatakan, berkumpulnya belasan korban bom MH.Thamrin kali ini dilakukan untuk menggugah hati pemerintah agar dapat memperhatikan nasib para korban kejahatan aksi teror yang terjadi di Indonesia.

Menurut Dwiki sapaan akrab Dwi, korban kejahatan aksi teror yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris itu tidak hanya dialami oleh para korban bom MH.Thamrin saja, tetapi masih banyak korban lainnya yang masih butuh perhatian dari pemerintah.

Di Film 22 Menit, Ardina Rasti Sengaja Pilih Peran Menyebalkan

"Saat ini kami sudah diberikan bantuan dari pemerintah salah satunya kompensasi. Masih banyak korban teror yang lainnya yang mungkin belum seberuntung kami, nah itu juga kami berharap kepada pemerintah dapat memberikan bantuan atau kompensasi pada korban bom lainnya seperti di Surabaya, Samarinda, dan lainnya," kata Dwi Siti Rhomdoni di Jalan MH.Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 13 Januari 2019.

Ia menjelaskan, yang dibutuhkan oleh korban kekerasan aksi terorisme bukan hanya sekedar kompensasi. Menurut Dwi, kompensasi tidak dapat dianggap sebagai bantuan yang dapat menjawab persoalan korban. Sebab, korban kejahatan aksi terorisme sebenarnya merasakan luka yang sangat panjang.

Lewat Film 22 Menit, Ario Bayu Ingin Diskusi soal Terorisme

Lebih jauh ia katakan, korban kejahatan aksi terorisme tidak hanya mengalami luka fisik semata. Menurutnya, tidak sedikit korban yang selamat kini tidak dapat bekerja karena masih harus menjalani proses  pengobatan yang panjang karena luka dalam tubuh yang dialaminya. 

Belum lagi korban meninggal dunia yang sebelumnya adalah tulang punggung keluarganya.

"Istilahnya gini, kami jangan diberikan ikan, tapi berikan kepada kami kailnya. Dengan kail kami bisa mendapatkan ikan, dengan cara kita, dengan semangat kita untuk menata masa depan yang lebih baik lagi. Bantuan lainnya mungkin bisa dalam jaminan pendidikan sampai perguruan tinggi untuk anak-anak korban yang orang tuanya meninggal dunia, pekerjaan atau modal usaha atau dikaryakan kembali para korban ini. Nah, kita harapkan pemerintah melihat korban ini bukan hanya pascakritis saja," tuturnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya