Satu Korban Tewas di RSUD Budi Kemuliaan Diduga Ditembak Peluru Tajam

Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan, Muhammad Rifki
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Budi Kemuliaan menyampaikan dugaan awal bahwa korban tewas yang bernama Farhan Syafero (30) ditembak dengan peluru tajam. Farhan menjadi salah satu korban meninggal dari aksi unjuk rasa yang bermula di depan kantor Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu.

Bawaslu RI Rekomendasikan 780 TPS Lakukan Pencoblosan Ulang

Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan, Muhammad Rifki mengatakan, total ada tiga pasiennya yang diduga ditembak menggunakan peluru tajam. Namun, hal itu tentunya harus dipastikan lagi melalui proses autopsi. 

"Yang kita curigai, luka tembak untuk (peluru) tajamnya tiga. Yang kita curigai ya, itu harus kita pastikan lagi. Satu meninggal," kata Rifki di RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019. 

Selain Indonesia, Ini 3 Negara Lain yang Adakan Pemilu di Februari 2024

Ia menegaskan, dugaan korban tembak karena peluru tajam itu masih berupa kemungkinan. Sementara itu, untuk pasien yang diduga terkena benda tumpul, entah peluru karet atau benda lainnya ada 11 pasien. 

"Kalau yang tumpul ada 11. Kemungkinan ya semua, karena harus kita pastikan lagi semuanya. Karena, kita harus fokus stabilisasi lagi keadaan pasiennya, tetapi Insya Allah terlaksana dengan baik," kata dia. 

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Rifki menjelaskan, korban luka tembak itu ada yang mengenai sekitaran dada dan ada yang mengenai lutut. Bahkan, ia mengakui, ada sisa proyektil di dalam tubuh korban. "Ada (sisa proyektil) cuma belum terlalu jelas," kata dia. (asp)

Ilustrasi kerusuhan.

Kelompok Bersenjata Serbu Penjara di Ibu Kota, Nama Ariel Menggema

Geng atau kelompok bersenjata menyerbu penjara di ibu kota. Kerusuhan pun tidak terelakkan. Mereka teriak nama Ariel dan pemerintah langsung umumkan keadaan darurat.

img_title
VIVA.co.id
5 Maret 2024