Penampakan Area Permukiman di Ancol Usai Dihantam Banjir Rob

Banjir rob di wilayah Ancol Kamis malam sisakan pemandangan ini
Sumber :
  • VIVAnews/Wahyu Firmansyah

VIVA – Banjir rob atau luapan dari air laut pasang terjadi di wilayah Jakarta Utara, salah satu yang cukup terdampak adalah warga di wilayah Lodan Dalam, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Wilayah yang memang cukup dekat dengan laut Jakarta ini sudah diterjang banjir rob sejak Kamis, 4 Juni 2020 malam. 

Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi Selama Mudik Lebaran 2024, BMKG Minta Warga Waspada

Pantauan VIVA, banjir rob yang sebelumnya menerjang wilayah tersebut hingga hampir 1 meter. Namun kini sudah berangsur-angsur surut. Sebagian warga pun terlihat masih membersihkan sisa-sisa pasir dan air laut yang sempat masuk hingga ke dalam rumah. 

Beberapa motor masih terlihat terparkir di pinggir jalan bahkan ada beberapa yang masih berada ditempat tinggi dan belum diturunkan oleh pemiliknya. Ada juga pemilik motor yang sedang membersihkan motornya setelah diterjang air laut. 

Sembilan Daerah Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem, Menurut BMKG

Kasur yang sempat terendam juga terlihat diletakkan di depan rumah untuk mengeringkannya setelah sempat terendam. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku rumahnya sempat terendam hingga selutut orang dewasa. 

"Masuk itu ke dalam rumah, cukup tinggi sampai segini (sambil menunjuk lututnya)," katanya, Jumat, 5 Juni 2020.

Gerhana Bulan Penumbra Siap Menyapa Malam Ini, Catat Jam dan Lokasinya

Warga lainnya terlihat sedang sibuk membersihkan sofa miliknya. Ia terus menyemprotkan air yang cukup kencang agar air laut yang tertinggal bisa hilang. 

Banjir rob memang cukup mengagetkan warga, sebab air laut tiba-tiba saja naik dan langsung menggenangi rumah-rumah warga. Hal itu membuat sebagian tidak sempat menyelamatkan barang-barang miliknya. 

Pantauan VIVA pada Kamis Malam, Pukul 08.00 malam, air terus naik hingga menggenangi jalan Lodan Raya, Ancol, Jakarta Utara. Bahkan truk yang biasanya melewati jalur itu sempat terhenti dan membuat adanya kepadatan dijalan itu. Beberapa motor yang memaksakan untuk melewati banjir harus mendorong motornya karena tidak kuat menerjang banjir rob. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebutkan bahwa pada pekan terakhir bulan Mei lalu, wilayah pesisir barat Sumatera bagian selatan dan pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur terdampak limpahan air laut yang masuk ke daratan atau dikenal juga dengan banjir pesisir (rob). 

Plt. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal mengatakan, hal tersebut sesuai dengan peringatan dini yang telah dikeluarkan oleh BMKG. Ia menjelaskan, rob berdampak signifikan dipicu oleh kombinasi antara periode pasang air laut akibat pengaruh fase bulan mati bersamaan dengan adanya rambatan gelombang tinggi dari Samudera Hindia.

Potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan purnama (full moon/spring tide). Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa yang dibangkitkan oleh embusan angin kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut yang terjadi di Perairan Utara Jawa.

Menurutnya, potensi gelombang tinggi di Laut Jawa dan rob di pesisir utara Jawa diperkirakan akan berlangsung hingga Sabtu, 6 Juni 2020 mendatang dan memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin. 

Baca juga: Ada Sosok Misterius BG di Pelarian Nurhadi, KPK Perlu Telisik
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya