Banjir Rob Terjadi Lagi, Warga Ancol Kembali Mengungsi

Banjir rob atau luapan dari air laut pasang terjadi di kawasan Ancol
Sumber :
  • VIVAnews/Wahyu Firmansyah

VIVA – Banjir rob atau luapan dari air laut pasang kembali terjadi di wilayah kawasan Lodan, Ancol, Jakarta Utara, Jumat malam 5 Juni 2020. Ini merupakan hari kedua setelah pada Kamis malam, 4 Juni, banjir rob membuat ratusan warga Ancol mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

Heru Budi Kewalahan Kalau Jakarta Diguyur Hujan Selama 4 Jam

Pantauan VIVA yang berada di lokasi, Banjir Rob mulai menerjang kawasan Lodan Dalam, Ancol, sekitar pukul 08.30 WIB. Warga yang sebelumnya telah kembali ke rumah kini harus kembali mengungsi. 

Dibandingkan dengan hari Kamis, banjir rob yang pada Jumat malam ini lebih cepat datang. Air tiba-tiba saja melewati tanggul dan mulai memasuki rumah-rumah warga. 

Ratusan Rumah di Lamongan dan Gresik Terendam Banjir

Di jalan Lodan Raya terlihat puluhan petugas dari Satpol PP dan Pasukan Oranye telah berjaga dan membantu warga untuk mengevakuasikan diri. Beberapa di antaranya juga mengatur lalu lintas agar truk yang biasa melewati kawasan itu berjalan lebih hati-hati. 

Bahkan air laut yang tiba-tiba saja menggenangi jalan membuat warga yang tinggal di sekitar jalan Lodan Raya harus membuat penghalang atau tanggul agar air tidak kembali masuk ke rumah mereka. Hingga kini pukul 22.40 WIB ketinggian air jalan Lodan Raya masih setinggi lutut orang dewasa. 

Bangun Tanggul Laut Raksasa, Dave Laksono: Gebrakan Konkret Lindungi Ekosistem

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebutkan bahwa pada pekan terakhir bulan Mei lalu, wilayah pesisir barat Sumatera bagian selatan dan pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur terdampak limpahan air laut yang masuk ke daratan atau dikenal juga dengan banjir pesisir (Rob). 

Plt. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal mengatakan, hal tersebut sesuai dengan peringatan dini yang telah dikeluarkan oleh BMKG. Ia menjelaskan, rob berdampak signifikan dipicu oleh kombinasi antara periode pasang air laut akibat pengaruh fase bulan mati bersamaan dengan adanya rambatan gelombang tinggi dari Samudera Hindia.

Potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan purnama (full moon/spring tide). Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa yang dibangkitkan oleh hembusan angin kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut yang terjadi di Perairan Utara Jawa.

Menurutnya, potensi gelombang tinggi di Laut Jawa dan rob di pesisir utara Jawa diperkirakan akan berlangsung hingga Sabtu, 6 Juni 2020 mendatang dan memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya