New Normal, MRT Siapkan Langkah Antisipasi Penumpukan Penumpang

MRT Jakarta (Jakarta Metro Mass Rapid Transit)
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – PT MRT Jakarta telah menyiapkan strategi protokol kesehatan untuk melayani masyarakat menjelang penerapan kehidupan normal yang baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona

Wali Kota Berharap Proyek MRT 'Beneran' Sampai Tangsel: Itu Kita yang Usul

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengungkapkan salah satu yang akan disiapkan adalah strategi agar tidak terjadinya penumpukan penumpang di layanan transportasi publik modern tersebut.

“Kami kenalkan dan mendorong waktu kerja yang fleksibel (flexible working hours) sehingga penumpukan penumpang tidak terjadi di jam sibuk biasanya yaitu pukul 7-9 atau 17.00-19.00. Dengan melebarkan sibuk tersebut, tidak terjadi penumpukan dan kepadatan penumpang,” kata William seperti dilansir VIVAnews dari Website resmi PT MRT, Sabtu, 30 Mei 2020.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

William menjelaskan, memasuki fase pemulihan kenormalan baru, PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan dan mengenalkan kampanye #JAKARTABANGKIT, yang mendorong pada penerapan budaya Bersih, Aman, Nyaman, Green, Kolaborasi, Inovasi, dan Tata Kelola yang Baik. 

“PT MRT Jakarta (Perseroda) memperkenalkan satu sistem protokol yang kita sebut BANGKIT. Protokol-protokol itu akan kita terapkan. Bersih maksudnya soal hygiene.  Di transportasi publik misalnya kereta yang dibersihkan tiga kali sehari lalu menyiapkan penyanitasi tangan di setiap stasiun,” ujar William. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Kemudian, kata William, aman maksudnya menyiapkan tes temperature tubuh serta edukasi tanpa henti di stasiun dan kereta. Nyaman merupakan hal paling penting karena memastikan pembatasan sosial (social distancing). Pengguna jasa harus merasa bahwa tidak akan terpapar virus COVID-19 bila menggunakan MRT Jakarta.. 

“Setiap kereta maksimal diisi oleh 60 orang dan kita akan siapkan marka (penanda) di stasiun dan di dalam kereta bagaimana melakukan antrean,” ujar William.

William juga menambahkan bahwa faktor ramah lingkungan adalah aspek kampanye berikutnya. Menurutnya, walaupun sekarang orang menghindari transportasi publik, tetapi tetap mendorong masyarakat untuk kembali ke transportasi publik agar mengurangi jejak karbon atau carbon foot print.

Menurut William, cara pelaksanaannya adalah dengan kolaborasi. “MRT Jakarta tidak bisa melakukan ini sendiri. Selain petugas, kami juga mengajak pengguna jasa dan pengelola gedung-gedung sepanjang jalur MRT Jakarta,” kata William.

Selain itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mendorong inovasi melalui berbagai teknologi seperti pembayaran nontunai atau penggunaan kode QR dalam melakukan pengetapan di pintu penumpang (passenger gate). 

“Semua hal tersebut di atas harus dilaksanakan dengan tata kelola yang baik, akuntabel, dan transparan,” tutur William.

PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menerapkan komponen-komponen tersebut di atas seperti pembatasan jumlah penumpang per kereta, penyesuaian jadwal layanan, dan pengetatan protokol kesehatan. Hal tersebut akan terus dilaksanakan selama fase kenormalan baru dan adaptasi terhadap virus COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya