Pasien Corona Sembuh 55%, Depok Jalani PSBB Proporsional Sampai 2 Juli

VIVA – Seiring dengan menurunnya tren kasus terkonfirmasi positif corona Covid-19, Kota Depok kini menjalani masa transisi dengan adaptasi kebiasaan baru berbasis Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional.

Tim Saber Pungli Depok Beraksi, Amankan 4 Orang dari Terminal Depok

Namun demikian, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, menuturkan, memperhatikan banyaknya aktivitas warga pada saat ini, hingga 2 Juli 2020, Kota Depok masih dalam masa PSBB proporsional.

“Meskipun beberapa aktivitas sosial dan ekonomi sudah ada yang mulai dibuka, akan tetapi bukan berarti kita bebas dari protokol kesehatan,” katanya pada Rabu 10 Juni 2020.

Mengenal Margonda, Pejuang Depok yang Gugur di Usia Muda

Terkait hal itu, pihaknya pun kembali mengimbau kepada seluruh warga untuk menanamkan kesadaran diri dalam mematuhi protokol kesehatan. Juga menumbuhkan kepedulian dengan sesama dan membangun kebersamaan dalam melawan Covid-19, sehingga tidak terjadi lonjakan kasus di kemudian hari.

“Dengan angka reproduksi efektif Kota Depok saat ini <1, kita tidak boleh lengah, akan tetapi harus tetap waspada karena penambahan dan penularan kasus masih terjadi. Maka dari itu kita harus konsisten menjalankan protokol kesehatan, agar Rt Kota Depok terus menurun,” ujarnya

BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19

Dadang juga menyebut, untuk pemeriksaan PCR Covid-19, Labkesda Pemerintah Kota Depok telah memperoleh kepercayaan dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Surat Balitbangkes Nomor SR.01.07/II/2087/2020 Tanggal 3 Juni 2020, sebagai laboratorium pemeriksa PCR Covid-19 dengan menggunakan metode real time-polymerase (RT-PCR).

“Kapasitas awal 90 spesimen/hari dan akan running pertengahan Juni 2020. Selain metode RT PCR, Insya Allah Labkesda Pemerintah Kota Depok juga sudah memiliki 2 mesin TCM (kemampuan @4 modul) yang saat ini masih menunggu cartridge untuk bisa segera running,” tuturnya

Ia berharap, dengan diizinkannya hal tersebut, pemeriksaan PCR yang selama ini memerlukan waktu relatif lama, dapat dilaksanakan dengan cepat dan real time. “Layanan ini diselenggarakan secara gratis melalui puskesmas dan rumah sakit se-Kota Depok sebagai fasilitas kesehatan jejaring Labkesda.”

Kemudian, berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Depok (Picodep), angka reproduksi efektif (Rt) Kota Depok mengalami penurunan selama kurun waktu 14 hari, yaitu dari 25 Mei 2020 sebesar 1,39 atau >1 menjadi sebesar 0,54 atau <1 per 8 Juni 2020.

55 Persen Warga Depok Sembuh

Jumlah orang yang sembuh dari infeksi Covid-19 di Kota Depok terus bertambah. Data Gugus Tugas setempat mencatat, mereka yang berhasil pulih dari virus tersebut saat ini meningkat hingga 335 orang pada Selasa 9 Juni 2020. 

“Alhamdulillah, adapun kasus konfirmasi yang sembuh hari ini bertambah 6 orang dengan total saat ini 335 orang atau 55,48 persen dari seluruh kasus positif yang ada di Depok,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana

Terkait hal itu, dia pun mengatakan, angka kesembuhan yang terus bertambah saat ini menjadi harapan semua pihak. “Maka dari itu diharapkan seluruh warga masyarakat memberikan dukungan kepada warga yang terdampak Covid-19, baik berupa dukungan moril, motivasi, maupun doa kesembuhan,” tuturnya

Namun demikian, kasus terkonfirmasi positif juga masih bertambah. Saat ini, jumlah orang yang terinfeksi positif Covid naik 10 kasus, menjadi 603 orang.  Sedangkan untuk jumlah terkonfirmasi positif yang meninggal dunia sampai dengan hari ini tidak ada penambahan kasus, masih sama dengan sebelumnya, yakni 30 orang.

Selain data diatas tadi, pemerintah setempat juga mencatat kasus terbaru pada sejumlah kategori. Di antaranya, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) bertambah 3 kasus dengan total mencapai 1.914 orang. Selesai pemantauan 1.320 orang.

Kemudian, mereka yang masih dalam pemantauan 594 orang. Berikutnya, untuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) naik 10 kasus, menjadi 3.812 orang.

Terkait angka itu, selesai pemantauan 3.047 orang. Dan mereka yang masih dalam pemantauan terkait kasus itu 765 orang.

Selanjutnya, kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih 1.455 orang. Kemudian mereka yang selesai pengawasan untuk kasus itu 1.091 orang.

Masih terkait angka tersebut, jumlah orang dalam pengawasan 364 orang. Sedangkan untuk PDP yang meninggal dunia 92 orang.

Namun demikian, status PDP merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena masih harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kemenkes RI.

“Diharapkan tidak ada yang memberikan stigma negatif kepada warga dan keluarga terdampak,” kata Dadang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya