Pengusaha dan Pekerja Hiburan Malam Ancam Anies Gelar Demo Lebih Besar

Para pekerja hiburan malam demo di Balai Kota Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.
Sumber :
  • VIVA/ Syaefullah

VIVA – Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) bersama para pekerja memberikan ultimatum kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Apabila dalam waktu dua pekan tidak juga mengiizinkan pembukaan tempat hiburan malam di Jakarta, mereka akan demonstrasi kembali. 

Prabowo Larang Pendukungnya Demo di MK, Demokrat Beri Pujian: Negarawan dan Komitmen Tinggi

Tentunya, menurut Ketua Asphija, Hana Suryani, mereka akan mengerahkan massa yang lebih banyak dibandingkan dengan aksi pada hari ini di depan kantor Balai Kota DKI Jakarta, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 21 Juli 2020. 

"Saya minta dalam minggu ini (dibuka). Kalau enggak, [demo] gelombang kedua. Iya, demo lagi dengan jumlah yang lebih besar," kata Hana di lokasi.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Baca juga: Keluhan LC Karaoke ke Anies: Tolong Dibuka, Anak Saya Dua

Dalam tuntutan kali ini, ia menyampaikan agar tempat hiburan malam di Kota bisa beroperasi kembali sehingga perekonomian jalan. 

100 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK, Begini Pesan Cawapres Terpilih

"Intinya, kami mau dibuka kembali, tapi yang pasti dengan catatan kita siap menjalankan protokol COVID-19. Intinya, kami siap, selama ini kami sudah menerapkan, sudah taat banget," katanya. 

"Cuma kenapa pas PSBB ini dibukanya diulur? Sementara Pemprov tak pernah kasih solusi, empat bulan enggak dicolek-colek, kan kaya di-anak tiri-kan. Kami ini kan warga, kami pengusaha," tambahnya. 

Hana pun mempertanyakan, apakah tempat usaha yang saat ini sudah mulai dibuka sudah patuh dan taat terhadap protokol kesehatan? 

"Saya tanya balik, usaha yang sudah dibuka sekarang oleh Pemprov pada fase pertama apakah mereka patuh? Belum tentu, ada yang patuh ada yang enggak. Pelanggaran-pelanggaran ini terjadi kan kembali ke masing-masing tempat, kembali ke masing-masing pengunjung, ke karyawan atau manajemen, kontrolnya kurang. Jadi jangan digeneralisir," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya