Bogor Dilanda Hujan Es Seukuran Kerikil, BMKG: Tadinya Lebih Besar

Hujan es di Bogor.
Sumber :
  • Muhammad AR/VIVA.

VIVA – Hujan disertai angin kencang kembali terjadi di wilayah Kota Bogor. Tidak hanya air, hujan yang berlangsung sejak sore tadi hingga malam ini disertai butiran es batu seukuran batu kerikil. 

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Pantauan VIVA di Kota Bogor, hujan es berlangsung sekitar 10 menit, dari pukul 17.30 hingga 17.40 WIB. Tak sedikit warga yang mendokumentasikan fenomena ini. Butiran es batu yang jatuh dari langit ke atap rumah menimbulkan suara nyaring.

"Tadi awalnya hujan biasa, namun beberapa menit kemudian di atas genting terdengar suara keras seperti bebatuan menimpa genting terutama yang atapnya terbuat dari asbes seng. Saat dilihat keluar rumah ternyata banyak es batu. Hujan angin kencang," kata Usep Saripudin, warga Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu 23 September 2020.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Baca jugaWapres Ma'ruf Sayangkan Pekerja RI Kalah Produktif Dibanding Malaysia

Hujan es itu pun diketahui bergeser terus ke arah barat Kabupaten Bogor. Dan terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, seperti Kecamatan Dramaga, Ciampea, dan Leuwiliang.

BMKG Temukan Ketebalan Tutupan Es di Papua Berkurang 4 Meter

Merespons fenomena alam itu, Stasiun Meteorologi Kelas III Citeko, Kabupaten Bogor, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menjelaskan, fenomena es yang terjadi di wilayah Bogor diakibatkan adanya aktivitas awan Kumulonimbus.

Dia menjelaskan, awan Kumulonimbus lebarnya bisa mencapai radius 50 kilometer, dan dapat dikatakan sebagai super sel Kumulonimbus. Awan itu berada di ketinggiannya bisa mencapai 9 kilometer atau 9.000 meter dari permukaan tanah. 

"Suhu lingkungannya bisa di bawah minus 60 derajat celsius. Di bagian puncaknya ini biasanya terdiri dari butiran uap air beku," kata Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Kabupaten Bogor, Asep Firman Ilahi, dihubungi, Rabu 23 September 2020.

Asep menjelaskan, butiran es yang dibentuk oleh awan itu terbawa gaya gravitasi turun ke bawah. Akibat perbedaan suhu lingkungan mengakibatkan butiran es mencair sebelum mencapai permukaan.

"Butiran es itu sebenarnya lebih besar ketika berada di puncak awan, tapi pada saat melewati lingkungannya, perubahan suhu mengubah diameter butiran es tersebut sebelum sampai permukaan tanah menjadi hanya satu sampai dua sentimeter saja," tuturnya.

Asep mengatakan, terkait fenomena ini, BMKG telah memprediksi adanya cuaca buruk di wilayah Bogor dalam tiga hari pada 21-23 September 2020. Sementara itu, untuk Kamis 24 hingga 25 September 2020, diprediksi hujan ringan.

"Untuk wilayah Kota Bogor memang kita pantau tadi ada satu sel awan Kumulonimbus besar di situ dan memanjang ke barat. Dan memang kita sudah memberi peringatan dini melalui BMKG Stasiun Dramaga memang akan terjadi hujan lebat disertai petir," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya