Menteri Anies Minta SMAN 3 Jakarta Tindak 4 Siswi 'Pembully'

Ilustrasi/kekerasan
Sumber :
  • inmagine

VIVA.co.id – Seorang siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Jakarta di Setiabudi, Jakarta Selatan, menjadi sasaran tindak kekerasan atau bully empat kakak kelasnya. Kekerasan itu terjadi di sebuah kafe. Tindak kekerasan itu diduga dipicu rasa tidak suka kakak kelas kepada korban.

Pelaku Bullying SMAN 3 Jakarta Tak Lulus, Mendikbud Maklum

Dalam video yang beredar, terlihat adegan melecehkan dilakukan keempat kakak kelas. Adik kelas mereka antara lain disiram minuman, kepalanya dijadikan tempat pembuangan abu rokok, hingga dipaksa memakai bra di luar seragam sekolah.

Menanggapi hal itu, Menteri Pendidikan Anies Baswedan mengatakan perlunya adanya pemantauan yang berkelanjutan sekolah maupun orang tua siswa untuk mencegah hal seperti itu terjadi lagi.

Ahok: Bully Adik Kelas, Siswa SMAN 3 Jakarta Tak Diluluskan

"Jadi, kekerasan itu muncul ada tahapnya. Dan biasanya kita hanya memperhatikannya jika sudah sampai ke puncak. Karena itu, sekolah, orang tua bisa membaca tanda-tanda akan terjadinya kekerasan-kekerasan. Nomor satu pantau itu," kata Anies, Rabu, 4 Mei 2016.

Mantan rektor Universitas Paramadina itu menuturkan, pelaku maupun yang menjadi sasaran bully tersebut sama-sama korban. Sehingga perlu adanya pembinaan terhadap pelaku dengan pola yang mendidik sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Siswi SMAN 3 DKI 'Dibully', Menteri Anies Buat Aturan Baru

"Kedua, jika sudah terjadi peristiwa maka perhatikan bahwa, dalam kekerasan itu ada korban yang sifatnya sasaran kekerasan dan ada korban yang sifatnya pelaku kekerasan. Dua-duanya itu korban. Jadi jangan melihat korban itu mereka yang menjadi target kekerasan. Dua-duanya korban, karena itu pembinaannya pada dua-duanya," kata Anies.

Anis menuturkan, permasalahan tersebut, harus dilihat dari sisi anak-anak yang melakukan bullying,  dan anak-anak yang mejadi sasaran bullying, atau menjadi korban. Untuk langkah penyelesaiannya, Anies meminta pihak sekolah yang bersangkutan, untuk memanggil pelaku dan korban dan dibicarakan. Hal itu untuk mengantisipasi terulangnya kembali peristiwa bully di sekolah-sekolah.

"Langkah, yang harus dilakukan, panggil ajak bicara. Buat sekolah lain antisipasi. Jangan sampai kejadian seperti ini sekedar berita saja, enggak mungkin terjadi di sekolah saya. Bisa terjadi di mana saja," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya