Pilkada DKI 2017

Kelompok Berpeci yang Usir Ahok di Ciracas Bukan Pribumi

Massa PDIP dan kelompok berpeci di Ciracas, Selasa, 15 November 2016.
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ternyata, kelompok berpeci yang ribut dengan massa PDI Perjuangan di Ciracas, Jakarta Timur, bukan warga setempat atau pribumi.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

 "Itu yang menolak, warga cabutan semua," ujar Nilawati, warga Ciracas, Selasa, 15 November 2016.

Menurut Nilawati, warga asli Ciracas, termasuk dirinya, justru senang dengan kedatangan Ahok. Hal itu terbukti dari banyaknya warga yang justru asyik mengajak Ahok berfoto bersama.

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

Selain itu, Nilawati mengatakan, warga juga merasakan bukti kinerja Ahok yang telah hampir dua tahun menjabat sebagai Gubernur. Salah satunya, ruang publik terbuka ramah anak ( RPTRA) yang tengah dibangun. "Kami menikmati kinerjanya Pak Ahok," ujar Nilawati.

Keributan berawal saat Ahok dan massa PDI Perjuangan, berada sebuah lapangan di wilayah itu. Saat itu, hujan mulai turun dan Ahok bersama rombongan pun berteduh.

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

Tiba-tiba dari arah permukiman warga, muncul sekelompok orang berpeci. Mereka berteriak-teriak mengusir Ahok. "Usir Ahok, usir Ahok!," kata kelompok itu.

Awalnya, Ahok, warga dan massa PDI Perjuangan, hanya diam dan tak menghiraukan teriakan massa. Hanya saat itu, petugas Kepolisian yang mendekati kelompok berpeci.

Kepala Kepolisian Sektor Ciracas, Komisaris Polisi Tuti Aini, memimpin langsung personelnya mendekati kelompok berpeci untuk mengantisipasi bentrokan. "Bapak ibu kenal kan siapa saya di sini? Ini wilayah kita bersama. Harap tertib!," ujar Tuti.

Mendengar hal itu, warga kembali berteriak. Mereka meminta Ahok segera meninggalkan lokasi. "Evakuasi sekarang. Kalau bukan bapak ibu (polisi) yang suruh pulang, kami yang menyuruh pulang!," ujar kelompok berpeci.

Namun, ternyata akhirnya massa PDI Perjuangan, terpancing. Mereka berusaha maju mendekati polisi dan kelompok berpeci.

Petugas Kepolisian akhirnya melakukan pembicaraan kepada kedua kelompok. Saat pembicaraan berlangsung, massa PDI Perjuangan sempat berteriak-teriak. "Kami siap mati untuk Ahok!," ujar massa.

Massa PDI Perjuangan kemudian menyanyikan yel-yel. Massa berpeci itu sempat merasa terprovokasi. Ada yang mengacung-acungkan tongkat.

Karena situasi tidak kondusif, Ahok meninggalkan lokasi di tengah hujan deras. Saat Ahok telah tidak berada di lokasi dan massa bubar, tanpa diketahui sebabnya, ada lagi yang berteriak-teriak. Beruntung, kedua massa telah terpisah pagar antara lokasi proyek RPTRA dan permukiman warga. Mereka saling berteriak sambil mendorong-dorong pagar.

Keributan juga terjadi di Jalan Centex, jalan di mana mobil Ahok terparkir. Massa yang sama, mencapai jalan itu. Namun polisi menghalau dan membuat massa tidak berhasil menjangkau mobil Ahok yang segera pergi.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya